TEMPO.CO, Jakarta - Para pengemudi ojek online (ojol) bakal berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, pada Jumat, 27 September 2019, besok. Terkait rencana ini, seorang mitra Gojek mengatakan, rencana untuk demo di depan gedung legislatif tersebut telah dibicarakan oleh sepuluh organinasi yang menaungi pengemudi.
"Tapi beberapa dari pagi sampe siang sudah ada 10 organisasi dalam mitra Gojek sudah membicarakan untuk aksi besok, tapi belum pasti juga," kata mitra Gojek bernama Iwan kepada Tempo di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Kamis, 26 September 2019.
Iwan menjelaskan, demo ojek online yang bermuatan politik ada larangan dari pihak perusahaan Gojek. Menurutnya, larangan tersebut karena pihak korporasi tidak ingin mitra yang dinaunginya terlibat dalam urusan politik praktis.
"Kalau emang berkaitan dengan politik iya, seperti soal pemilu kemarin memang dilarang. karena mitra gojek tidak boleh ikut dengan hal yang bermuatan politik," ujar Iwan.
Dia mengungkapkan, seruan unjuk rasa besok sudah tersebar di beberapa kelompok percakapan aplikasi WhatsApp mitra pengemudi. Iwan menuturkan, akan turun demo di depan gedung DPR RI besok, karena menurutnya itu merupakan pilihan pribadi. "Tapi semua kesadaran, sekalipun sudah dilarang tapi ini kembali ke individu , mau enggak mau harus turun demi bangsa," kata dia.
Sementara itu mitra pengemudi Gojek lainnya, Sahrul mengungkapkan, belum mendapatkan informasi seruan untuk demo di DPR. "Saya belum dapat info akan demo di DPR, tapi besok jika ada serua dari ketua grup saya ikut aja," katanya.
Sebelumnya, seruan demo ojek online disebarkan oleh Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Igun Wicaksono. Ia mengatakan demo tersebut bakal melibatkan 2 ribuan pengemudi ojek online, Gojek maupun Grab. Namun, ia menambahkan aksi tersebut tidak ada muatan politik. "Tapi kami bukan bertujuan politik. Justru kami tidak mau dijadikan alat politik," kata Igun saat dihubungi, Kamis dinihari, 26 September 2019.
EKO WAHYUDI l IMAM HAMDI