terhadap Garuda Indonesia. Pritanto mengatakan saat ini utang tersebut belum diberesi oleh perusahaannya.
Kajadian ini hubungan membuat Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia merenggang. Kemarin, Garuda Indonesia bahkan mencopot logonya di maskapai Sriwijaya Air.
Kisruh itu selain berdampak pada operasional maskapai, juga membuat sejumlah karyawan Sriwijaya Air resah. Mereka menuntut manajemen segera mengelarkan kasusnya dengan Garuda Indonesia agar iklim kerja membaik.
Berbarengan dengan kabar penurunan jumlah operasional maskapai Garuda Indonesia, Tempo menerima salinan surat berupa pemberitahuan penarikan lima mesin pesawat Sriwijaya Group oleh GMF Aero Asia. “GMF akan menarik kembali seluruh engine yang disewakan dan akan melakukan proses removal engine mulai Selasa, 24 september 2019 di hangar GMF Cengkareng,” tulis surat yang dilayangkan kepada Sriwijaya pada 23 September 2019 itu.
Surat yang terkait dengan armada Sriwijaya Air itu diteken oleh Direktur PT GMF AeroAsia Tbk I Wayan Susena. Tempo mencoba menghubungi Wayan melalui pesan pendek dan telepon, namun tak direspons. Tempo juga telah menghubungi Direktur Utama GMF Tazar Marta, tapi tidak memperoleh jawaban.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA