TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) bakal segera mengoperasikan tiga bandara yang dikelola dengan sistem kerja sama pemanfaatan (KSP) aset barang milik negara. Ketiga bandara baru tersebut terletak di Tanjung Pandan, Bengkulu, dan Lampung.
VP of Corporate Communication Angkasa Pura (AP) II Yado Yarismano mengatakan, ketiga bandara tersebut adalah HAS Hanandjoeddin (Tanjung Pandan, Belitung), Fatmawati Soekarno (Bengkulu), dan Radin Inten II (Lampung). Saat ini ,ketiga bandara tersebut masih di bawah pengelolaan Kementerian Perhubungan.
Ketiga bandara tersebut, lanjutnya, merupakan aset negara sehingga pengalihan pengelolaan ke perseroan juga memerlukan persetujuan dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.
“Pembahasan telah dilakukan dengan melibatkan Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan pihak lain yang tergabung di dalam Tim Kerja Sama Pemanfaatan. Proses pengalihan pengelolaan bandara-bandara berlangsung lancar," kata Yado dalam siaran pers, Kamis 26 September 2019.
Ditargetkan, Angkasa Pura II resmi menjadi pengelola Bandara HAS Hanandjoeddin di Tanjung Pandan, Fatmawati Soekarno di Bengkulu, dan Radin Inten II di Lampung tahun ini juga. Adapun, pola KSP menjadikan optimalisasi bandara bisa dilakukan tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Yado menyebut belanja modal dan biaya operasional tiga bandara berasal dari AP II sehingga APBN bisa dialokasikan untuk hal lain. Pemerintah juga akan mendapat pendapatan tetap, pembagian keuntungan, penambahan aset baru serta tetap memiliki aset eksisting bandara tersebut.
Sementara itu, Angkasa PUra II sudah memiliki rencana investasi senilai Rp1,5 triliun untuk 30 tahun ke depan di tiga bandara itu. Investasi tersebut untuk pengembangan di Bandara HAS Hanandjoeddin, yakni antara lain pembangunan terminal baru dan perluasan terminal eksisting berkapasitas maksimal 6 juta penumpang hingga 30 tahun mendatang.
Untuk Bandara Radin Inten II (Lampung), pengembangan yang akan dilakukan Angkasa Pura II antara lain dilakukan di sisi udara yaitu untuk penebalan (overlay) runway secara berkala. Pengembangan di Bandara Fatmawati Soekarno (Bengkulu), yakni pembangunan terminal baru dalam dua tahap guna mengantisipasi pergerakan 5,6 juta penumpang dalam 30 tahun mendatang.
BISNIS