TEMPO.CO, Bandung -Direktur Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR, Hedy Rahadian mengatakan, hasil uji beban sementara Jalan Tol Jakarta - Cikampek II Elevated masih sesuai dengan simulasi model teknisnya. “Uji bebannya bagus. Sesuai dengan simulasi model teknisnya,” kata dia di Bandung, Rabu, 25 September 2019.
Hedy mengatakan struktur jalan layang di Jalan Tol Jakarta Cikampek II diklaim masih mampu menahan beban kendati dilintasi truk angkutan berat yang kelebihan beban atau overload. “Kalau pendekatan desainnya masih aman. Cuman (truk) overloading itu bukan masalah di kekuatan (struktur),” kata dia.
Menurut dia keberadaan truk yang melintas di jalan layang Japek II dikhawatirkan dari sisi keselamatan karena pergerakannya yang lambat. “Itu masalah pengelolaan trafik, bukan masalah beban,” kata dia.
Hedy mengatakan banyak masalah yang muncul jika truk dibolehkan lewat di jalan layang Japek II. Mulai dari resiko mogok di atas jalan layang, masalah pengereman saat menuruni jalan layang, hingga risiko tertabrak karena pergerakannya lambat. “Jadi banyak masalah keselamatan,” kata dia.
Data pengelola jalan tol Cikampek misalnya mendapati dalam sehari rata-rata puluhan truk mogok. “Sekitar 30-an lebih truk mogok di Jakarta-Cikampek per hari. Itu tercatat tiap hari mogok. Kalau sekarang mogoknya di atas kan pening kepala kita,” kata Hedy.
Hedy mengatakan jalan layang Japek II hanya punya 2 pintu di masing-masing ujung jalannya. “Di atas itu evakuasi lebih rumit dibanding di bawah. Pertimbangannya safety kalau ke atas itu, bukan strukturnya kuat atau tidak,” kata dia.