TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Mayapada Group, Dato Sri Tahir menyebutkan gelombang demo mahasiswa yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir tidak berdampak pada iklim usaha bidang keuangan. Iklim usaha di bidang keuangan juga tak terganggu meskipun demonstrasi berlangsung cukup lama.
Tahir lalu membandingkan demonstrasi yang terjadi belakangan ini dengan demonstrasi yang terjadi terkait masalah pemilihan umum (Pemilu) sebelumnya. “Kemarin demonstrasi terkait pemilu yang sampai jatuh korban saja, bidang keuangan, khususnya perbankan masih aman,” katanya, Selasa, 24 September 2019.
Lebih jauh Tahir menjelaskan, yang menjadi persoalan bagi industri keuangan adalah likuiditas. Saat ini kondisinya mulai melonggar setelah mengalami kondisi menantang beberapa waktu terakhir.
Meski begitu, ia menggarisbawahi bahwa yang menjadi persoalan bukanlah persoalan unjuk rasa. Indonesia sudah terbiasa menghadapi banyak hal terkait dengan protes masyarakat yang sampai turun ke jalan.
Tahir menilai pemerintah perlu menaruh perhatian soal aliran dana investasi langsung dari asing (foreign direct investment/FDI) Indonesia yang masih tergolong kecil di tengah gejolak kondisi politik. Pasalnya hal tersebut yang akan menjadi pemicu permintaan kredit baru. Saat FDI bergerak signifikan, dunia usaha tandanya sudah mendapat stimulus positif.
Pernyataan Tahir menanggapi kondisi sejak beberapa hari terakhir di mana ribuan mahasiswa di berbagai daerah turun ke jalan menolak rancangan Undang-undang yang dinilai mengebiri demokrasi dan antikorupsi. Tidak sedikit yang berujung pada bentrokan antara aparat kepolisian dan mahasiswa.
Pada hari ini Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG melanjutkan pelemahan ke level 6.130,112 usai dibuka pada pukul 10.01 WIB, Rabu 25 September 2019.
IHSG tercatat melemah sebesar 7,49 poin atau setara dengan 0,12 persen. Pelemahan ini melanjutkan pelemahan yang terjadi pada Selasa 24 September 2019.
Berdasarkan data RTI, sepanjang perdagangan IHSG sempat menguat tipis ke level 6.139,247 meski akhirnya masih loyo juga. Sebanyak 146 saham perusahaan tercatat melemah, 141 saham perusahaan tercatat tak bergerak dan hanya 173 saham perusahaan yang menguat. Akibat pelemahan ini, Rp 280,99 miliar dana asing keluar dari pasar saham.
BISNIS