TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG terpantau jeblok hingga lebih dari 1 persen pada akhir sesi pertama perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melorot 1,26 persen atau 77,99 poin ke level 6.128,21 pada akhir sesi I, setelah dibuka turun 0,28 persen atau 17,43 poin di level 6.188,77. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 6.121,35 – 6.194,59.
Kepala riset Samuel Sekuritas, Suria Dharma, menyebutkan salah satu pemicu anjloknya IHSG karena aksi unjuk rasa para mahasiswa dari sejumlah universitas. Mereka menolak perubahan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (revisi UU KPK).
Tak hanya itu, mereka juga memprotes sejumlah rancangan undang-undang yang dinilai kontroversial, seperti RKUHP, RUU Permayarakatan, dan RUU Pertanahan.
Pada Senin kemarin, mahasiswa bahkan sempat mendobrak masuk ke lingkungan DPR. Mereka juga sempat membobol pagar besi di sisi kiri pintu utama DPR.
Karena aksi kemarin itu pula, gelombang demonstrasi dari ribuan mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia dan elemen masyarakat diperkirakan akan berlanjut pada hari ini. Mereka akan turun bersama melayangkan protes di depan Gedung DPR.
“Pergerakan saham di Indonesia mungkin tetap tidak stabil sampai Presiden Joko Widodo mengumumkan susunan kabinetnya. Investor dapat memilih saham-saham defensif, seperti barang konsumsi,” kata Suria, Selasa, 24 September 2019.
Protes terhadap revisi UU KPK ini yang menambah kekhawatiran kondisi yang tak kondusif di Papua telah mendorong aksi jual di pasar saham. Jumlah korban meninggal akibat demonstrasi anarkis di Wamena dilaporkan bertambah menjadi 22 orang.