TEMPO.CO, Palembang — Kabut asap semakin mengganggu dunia penerbangan di Sumatera bagian selatan sebagai akibat dari kebakaran hutan, lahan dan kebun di wilayah itu. Pada Senin, 23 September 2019 tercatat terjadi 14 penundaan penerbangan dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang.
Meskipun demikian dua bandara di Provinsi Lampung masing-masing Bandara Taufik Kiemas di Krui, Pesisir Barat dan Bandara Radin Inten di Bandar Lampung masih tetap beroperasi. Hanya ada bebarapa maskapai saja yang mengalami penundaan pernerbangan dengan berbagai alasan. Demikian disampaikan oleh Ali Subandrio, General Manager Airnav Indonesia Cabang Palembang, Senin 23 September 2019.
“Bandara Taufik Kiemas dan Radin Inten di Lampung masih aman,” kata Ali.
Menurut Ali, meskipun demikian pihaknya masih meminta awak penerbangan maupun pengelola bandara untuk menyiapkan segala sasuatunya bila suatu saat jarak pandang di landasan pacu berkategori tidak aman akibat kabut asap. Selain di kedua bandara tersebut, Airnav Cabang Palembang juga membawahi bandara SMB II di Palembang, bandara Silampari di kota Lubuk Linggau dan Bandara Atung Bungsu di kota Pagar Alam.
Kecuali di SMB II Palembang, kedua bandara lainnya di Sumsel belum terpengaruh oleh kabut asap. “Di Palembang hari ini ada enam keberangkatan dan delapan kedatangan yang mengalami delay,” imbuh Ali.
Sementara itu executive GM. Bandar udara SMB II Palembang, Fahroji menambahkan ke-14 penerbangan yang ditunda, meliputi kedatangan dari Pangkal Pinang, Batam, Kuala Lumpur, Pekan Baru dan Jakarta. Selain itu ada pula rute keberangkatan yang mengalami penundaan akibat kabut asap antara lain tujuan Jakarta, Bengkulu, Pangkal Pinang dan Batam.
Sedangkan penerbangan internasional Air Asia dari Kuala Lumpur sempat holding di atas kota Palembang sekitar 18 menit sebelum akhirnya memilih divert ke Johor Baru. Namun setelah kabut asap menipis dan jarak pandang membaik, Air Asia tersebut kembali terbang dan mendarat sekitar pukul 10.33. “Setelah sempat membaik, Jam 11 siang tadi jarak pandang kembali ke sekitar 500 meter,” kata Fahroji
PARLIZA HENDRAWAN