TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan menemukan sejumlah pelanggaran yang terjadi dalam penyaluran beras Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) di hampir seluruh wilayah. Pelanggaran yang diduga dilakukan mafia beras telah dilaporkan kepada pihak Kepolisian dan sedang diselidiki oleh Satuan Tugas (Satgas) Pangan.
Budi Waseso menduga ada pemain di dalam lembaganya yang terlibat dalam penyaluran BPNT. "Jika ada oknum di Bulog. Pengkhianatan harus dihabiskan, tak ada lagi belas kasihan," ujarnya di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Senin, 23 September 2019.
Baca Juga:
Dia menyebut dirinya telah menemukan 300 e-warung yang tidak terdaftar oleh pihak BUMN pangan tersebut. "Tambal ban bisa jadi e-warung. Tambal ban dia bisa menyalurkan BPNT. Ada kios-kios nggak jelas, siluman, yang buka haya saat penyaluran BPNT. Setelah itu nggak ada lagi," kata Budi Waseso.
Menurutnya itu semua dilakukan oleh mafia yang telah mengorganisir tentang penyaluran BNPT yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.
"Ini ada mafia, supplier-nya mereka yang tahu. Ada kerja sama dengan supplier e-warung, nanti kita buktikan, termasuk oknum dari Himbara," katanya.
Budi Waseso yang mantan Kepala Badan Reserse Kriminal ini mengaku berpengalaman dan memiliki banyak data soal modus-modus penipuan di berbagai bidang. Dia mengatakan, telah menemukan warung ilegal tersebut merupakan 10 persen dari total e-warung yang dimiliki oleh Dinas Sosial di seluruh Indonesia yang mencapai 3.000 kios.
Ia sedang menelusuri warung ilegal itu bersama tim rahasia yang belum bisa diungkapkan identitasnya ke publik. "Itu rahasia karena saya mantan Polisi," ujarnya.
Budi Waseso berujar telah menyerahkan kepada Kepolisian terkhusus kepada Satuan Tugas (Satgas) pangan terkait mafia beras, agar bisa diselidiki lebih lanjut. "Ini masih tertutup biarkan yang mengungkapkan oleh satgas pangan dan biarkan terungkap. kalau saya yang ngomong mereka sudah pasang kuda-kuda, dengan saya lakukan ini sudah tiarap," ungkap dia.