INFO BISNIS — PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) mempercepat geraknya dengan mengambil langkah-langkah strategis membangun kemitraan bersama pelaku dan operator global. Menandai ekspansi global IPC ini, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan negara tetangga dari benua Afrika, Amerika, dan Asia pun dilaksanakan.
IPC melakukan berbagai upaya terkait peningkatan kualitas pelayanan operasional dalam rangka menuju visi yang sudah disepakati untuk menjadi pengelola pelabuhan berkelas dunia yang unggul dalam operasional dan pelayanan. IPC telah melakukan berbagai transformasi seperti modernisasi pelabuhan, baik dari sisi infrastruktur dan suprastruktur agar sesuai dengan standar internasional.
Dalam menjalankan upaya tersebut, sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak pun dibutuhkan. Sepanjang 2019, IPC telah menadatangani sepuluh MoU dengan berbagai pelabuhan dan otoritas pelabuhan negara tetangga, seperti Guangzhou Port Authority, Ningbo-Zhoushan Port Group, Shenzhen Port of the People's Republic of China, Qatar Port Management Company, Panama Canal Authority, Sabah Port, POIC Sabah, Port of Townsville Limited Corp, Port of Lazaro Cardenas dan Djibouti Ports and Free Zones Authority.
Pada penyelenggaraan ASEAN Port Association Sport Meet 2019 di Yogyakarta, IPC mengoptimalkan kesempatan pertemuan dengan pelabuhan ASEAN dengan menandatangani MoU Sister Port bersama Sabah Ports Authority.
MoU ini berisi kesepakatan kedua belah pihak untuk mendorong kerja sama dalam berbagai bidang, termasuk logistik, industri pelabuhan, dan juga pendidikan. Kesepakatan bersama ini ditandatangani oleh Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis IPC, Ogi Rulino dan Deputy Chairman Sabah Ports Authority, Datuk Maisuri Bin Besri.
Direktur Utama IPC, Elvyn G Masassya mengatakan bahwa sabah memiliki posisi yang strategis, berdekatan dengan Kalimantan Barat, di mana di sana juga akan beroperasi Pelabuhan Kijing. Kerja sama dengan operator pelabuhan ini akan memberikan nilai tambah. Ini sejalan dengan gagasan Trilogi Maritim sebagai solusi yang memadukan konsep tol laut dan pelabuhan yang terintegrasi. Ini juga menjadi langkah nyata mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
IPC dan Sabah Ports Authority juga sepakat untuk melakukan pendalaman inisiatif yang saling menguntungkan dengan berbagi informasi dan kebijakan tentang berbagai topik yang relevan dengan aktivitas kepelabuhanan.
Hal-hal ini mencakup, pelatihan personil, kerja praktik karyawan, studi banding, perbaikan operasional, perbaikan lingkungan maupun promosi pelayanan jasa kepelabuhanan yang bertujuan meningkatkan perdagangan dan jasa maritim.
Kerja sama ini melengkapi rangkaian MoU yang telah ditandatangani sebelumnya antara Indonesia dan Malaysia. Agustus lalu, jajaran Direksi IPC terbang ke Sabah untuk menyampaikan komitmen melalui penandatanganan MoU dengan beberapa pengelola (operator) pelabuhan di Sabah, Malaysia seperti Pelabuhan Sabah (Sabah Port Sdn Bhd) dan Pelabuhan Klaster Industri Kelapa Sawit (Palm Oil Industrial Cluster/POIC).(*)