Sarwono menjelaskan, capaian keuntungan tersebut didukung oleh peningkatan nilai penjualan tenaga listrik PLN sebesar Rp 6,29 triliun atau 4,95 persen. Sehingga, secara total nilai keuntungan perusahaan menjadi Rp 133,45 triliun atau meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp127,16 triliun.
Selain itu, membaiknya laba PLN juga disebabkan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya USD dan Euro. Sebab, sebagian besar pinjaman jangka panjang yang diperoleh PLN untuk pendanaan investasi terutama Program 35 GW dalam bentuk USD. Penguatan nilai tukar rupiah itu, membuat PLN membukukan keuntungan selisih Kurs pada Juni 2019 sebesar Rp 5,04 triliun.