TEMPO.CO, Jakarta - Kualitas udara yang tak sehat akibat maraknya kebakaran hutan dan lahan atau karhutla membuat Kantor Pendidikan Negeri Selangor Malaysia memutuskan untuk menutup 57 sekolah di wilayah tersebut pada hari ini. Hal tersebut disampaikan dalam pernyataan pers Kementerian Pendidikan Malaysia Ahad pekan lalu, 22 September 2019.
Dalam siaran pers itu disebutkan keputusan meliburkan puluhan sekolah itu karena data dari Stasiun Johan Setia menunjukkan angka Indeks Pencemaran Udara (IPU) melebihi 200. Oleh karena itu, sekolah di bawah Kantor Pendidikan Daerah Kuala Langat dan Klang ditutup.
Sedangkan pada sekolah-sekolah di daerah yang angka IPU-nya di bawah 200 hingga pukul 15.00 kemarin, tetap akan dibuka pada hari ini.
Kantor Pendidikan Daerah Kuala Langat memiliki 30 sekolah dan 24.251 murid, sementara Kantor Pendidikan Daerah Klang memiliki 27 sekolah dengan murid 43.774 murid. Kantor Pendidikan Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur memutuskan untuk membuka kembali 296 sekolah mulai Senin ini, dari yang semula ditutup selama dua hari.
Berdasarkan Indeks Pencemaran Udara (IPU) di Stasiun Batu Muda dan Stasiun Cheras pada Ahad pekan lalu pukul 17.00, kualitas udara menunjukkan di bawah 200. Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) di Jalan Tun Ismail yang sudah libur dua hari, pada Senin ini juga akan dibuka kembali karena kondisi udara yang membaik.
Sebelumnya, Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Sumatera Selatan menurunkan tujuh unit helikopter pengebom air (waterbombing) sekaligus untuk memadamkan api yang tersebar di sejumlah kabupaten pada Ahad, 22 September 2019.
Titik kebakaran lahan dan hutan di Sumatera Selatan masih didominasi di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Musi Banyuasin.
Bahkan berdasar data dari satelit Lapan, terdapat sekitar 587 titik panas, dengan 251 di OKI dan 159 di Musi Banyuasin. "Titik panas memang cukup banyak. Bahkan dari pengamatan siang ini jumlahnya bertambah menjadi lebih dari 700 titik. Didominasi di OKI dan Muba," ujar Kabid Penanganan Bencana BPBD Sumsel Ansori.
BISNIS