TEMPO.CO, Jakarta - Pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA Batang Toru, PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE), mengklaim tak pernah mengabaikan keberadaan orangutan di sekitar lokasi pembangunan proyek. Perusahaan justru mengaku berkomitmen melindungi keberadaan satwa dengan menyiapkan sejumlah mitigasi.
“Di PLTA ini kami punya program mitigasi (satwa) selain menggunakan amdal sebagai dasar (pembangunan),”ujar Senior Adviser on Environment and Sustainability PT NSHE Agus Djoko Ismanto saat ditemui di Sudirman, Jakarta Pusat, Ahad, 22 September 2019.
Agus berdalih, perusahaan telah melakukan sejumlah upaya untuk memproteksi orangutan dari dampak negatif pembangunan. Di antaranya membentuk tim monitoring. Tim akan memantau kepatuhan masyarakat terhadap perburuan orang utan.
Penguatan pengawasan pun dilakukan dengan sistem Smart Patrol. Smart Patrol nantinya bakal memiliki call center. Ke depan, petugas maupun relawan dapat melaporkan secara kejadian terkait ornag utan dalam bentuk foto atau video.
PLTA Batang Toru juga merekrut ahli orangutan. Pihak yang disebut sang ahli bakal melakukan pengkayaan tanaman pakan di areal koridor. “Selanjutnya perusahaan akan mendukung upaya penanganan konflik satwa di luar areal PLTA, antara lain dengan mendukung rehabilitasi kebun yang terganggu oleh satwa,” tuturnya.
Guna mempermudah lalu-lintas satwa, perusahaan berjanji bakal membangun jembatan untuk menghubungkan habitat yang terpisah. Ihwal budaya masyarakat, PLTA Batng Toru akan memberikan edukasi kepada masyarakat soal penanganan terhadap orang utan bila sewaktu-waktu turun ke ladang.
“PLTA Batang Toru juga siap bekerja sama dengan pihak-pihak lain untuk menyelamatkan orangutan sebagaimana telah disepakati dalam komitmen kerja sama pelestarian ekosistem,” ujarnya.
Communication and External Relations Director NSHE Firman Taufick mengklaim, selain menjamin habitat orangutan, pembangunan PLTA dinilai ramah lingkungan. Ia menyatakan keberadaan PLTA Batang Toru penting untuk menjaga kelestarian bumi dari ancaman perubahan iklim. “Proyek ini merupakan bagian dari upaya nasional dalam mengurangi pemanasan global melalui pengurangan emisi karbon,” tuturnya.