TEMPO.CO, Jakarta - Brigade Pengendalian Kebakaran (Brigdalkar) Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Thaha Syaifudin Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi siaga berpatroli secara intensif di kawasan Tahura. Hal ini dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan meluas di Tahura.
“Saat ini karhutla di Tahura kita kondusifkan, namun tim masih terus melakukan patroli agar karhutla tidak lagi terjadi,” kata Ketua Tim Brigdalkar Tahura Sultan Thaha Syaifudin Kabupaten Batanghari, Sandy, di Jambi, Ahad 22 September 2019.
Dia menjelaskan, patroli yang dilakukan tim brigdalkar KLHK itu dijalankan secara bergantian setiap hari. Adapun kebakaran hutan dan lahan di kawasan tahura tersebut karena ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, yang melakukan perambahan di kawasan tersebut.
Selain itu, kata Sandy, kebakaran hutan dan lahan juga disebabkan oleh oknum masyarakat yang membuat arang di dalam kawasan tahura.
Tim brigdalkar juga turut melakukan tindakan antisipasi agar karhutla tidak lagi terjadi di dalam kawasan Tahura. Petugas juga turut menebang pohon-pohon yang telah mati dan rawan tumbang guna menghindari korban tertimpa pohon.
Kawasan Tahura setempat yang terbakar tahun ini merupakan titik-titik kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada 2015. Akan tetapi, pada karhutla pada 2019 lebih parah jika dibandingkan dengan pada 2015.
Pada 2015, kawasan Tahura yang terbakar tidak mencapai 100 hektare, sedangkan tahun ini sudah 300 hektare. “Selain berpatroli, petugas turut mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan karhutla,” kata Sandy.
Hingga saat ini, masih terdapat beberapa titik panas di kawasan Tahura. Namun, kebakaran hutan ini masih dapat dikendalikan karena terjadi di lahan perkebunan milik perambah di kawasan Tahura tersebut.