TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT.Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar Rupiah menguat pekan depan, seiring respon positif pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia. “Pasar kembali merespon positif sentimen turunnya suku bunga acuan yang diumumkan [oleh BI] pada Kamis 19 September 2019, sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen. Sendirinya, berarti BI memangkas suku bunga dalam 3 bulan berturut-turut,” kata Ibrahimseperti dilansir Bisnis.com, Ahad 22 September 2019.
Jika melihat respon pelaku pasar yang positif dalam dua kali pemangkasan suku bunga sebelumnya, Ibrahim menuturkan, bisa jadi jika BI kembali memangkas suku bunga sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar. Harapannya rupiah akan berbalik menguat melawan dolar AS.
Dia mengatakan, inflasi yang terus terjaga memberikan ruang bagi BI untuk kembali melonggarkan kebijakan moneter. Selain itu, memasuki kuartal III/2019, neraca perdagangan RI mencatat defisit tidak terlalu besar pada Juli, kemudian berbalik surplus pada Agustus.
“Bisa dikatakan neraca perdagangan RI lebih stabil di kuartal III/2019, sehingga defisit neraca pembayaran (current account deficit/CAD) bisa membaik,” kata dia.
Dari faktor eksternal, Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 1,75 persen- 2 persen.
Menurut Ibrahim, informasi yang diterima sejak rapat bulan lalu mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap kuat dan aktivitas ekonomi tumbuh secara moderat. Meski konsumsi rumah tangga tetap tumbuh, tetapi investasi tetap melambat dan ekspor melemah.
“Bank sentral memiliki dua pertemuan kebijakan lagi untuk tahun ini, pada Oktober dan Desember, tetapi tidak ada kepastian akan memangkas suku bunga lebih lanjut,” kata dia.