Luhut mengaku tidak merisaukan soal tudingan dan kekhawatiran terhadap masifnya investasi Cina di Tanah Air. Baginya, penetrasi pengusaha asing tetap harus memberikan keuntungan yang lebih besar bagi Indonesia. “Kedua negara harus saling untung dalam menikmati buah dari kerja sama. China punya kelebihan modal dan Indonesia punya berbagai macam energi,” Luhut menjelaskan.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia-Cina periode Januari—Juli 2019 tercatat sebesar US$39,69 miliar, turun 2,68 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$40,79 miliar.
Adapun, ekspor RI ke Negeri Panda sepanjang Januari—Juli 2019 senilai US$14,78 miliar, turun 6,54 persen dari ekspor periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$15,82 miliar. Sebaliknya, impor dari China pada Januari—Juli tahun ini tercatat US$24,90 miliar, turun tipis 0,24 persen dari periode sama tahun sebelumnya US$24,96 miliar.
Dengan demikian, pada periode Januari—Juli 2019, Indonesia mencatatkan defisit dagang sebesar US$10,12 miliar, naik 10,67 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$9,14 miliar. Luhut menyampaikan, Cina merupakan mitra dagang terbesar Indonesia di dunia. Sebaliknya, Indonesia merupakan mitra dagang terbesar Cina ke-15 di dunia.