TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi berkomitmen untuk segera menyelesaikan konektivitas akses pariwisata di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Solo, dan Semarang atau Joglosemar.
"Kami diperintahkan oleh Pak Presiden untuk menyiapkan itu semuanya (konektivitas pariwisata Joglosemar) akhir 2020," kata Budi Karya usai seminar pariwisata di Auditorium Magister Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Yogyakarta, Sabtu, 21 September 2019.
Menurut Budi Karya, kawasan Joglosemar sebagai satu dari 10 destinasi wisata unggulan di Indonesia atau "Bali Baru" memiliki potensi pariwisata yang besar. Kendati demikian, persoalan konektivitas masih menjadi problem di kawasan itu.
Untuk mengawali rangkaian konektivitas itu, pemerintah telah membangun Bandara Yogyakarta International Airport atau YIA dengan investasi lebih dari Rp 10 triliun.
Budi Karya mengatakan YIA dengan panjang landas pacu lebih dari 3.000 meter dan daya dukung yang tinggi mampu menampung semua jenis pesawat berbadan lebar termasuk dari mancanegara seperti Amerika Serikat, Eropa, serta Timur Tengah.
"Jadi potensi utama daripada turis untuk konektivitas internasional sudah ada. Nah, sekarang bagaimana kita menghubungkan YIA itu dengan tempat-tempat lain," kata Budi.
Ia menjelaskan akses dari Kota Yogyakarta ke YIA sesuai target harus sudah selesai pada akhir 2020. Berikutnya akses dari Kulon Progo menuju kawasan Candi Borobudur, Jawa Tengah juga harus sudah selesai pada pertengahan tahun depan.
Saat ini, lanjut Budi, konektivitas kereta api dari Yogyakarta menuju Borobudur juga sudah dirancang termasuk jalan langsung yang dari Kulon Progo sampai ke Borobudur. "Akses kereta api baru yang dari Yogya menuju Bawen lewat Borobudur juga harus diselesaikan dalam waktu dekat. Jadi Pak Presiden detail sekali memerintahkan kepada kami, dan kami kompak untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lain," kata dia.
Dalam konsep konektivitas Joglosemar, Semarang - Solo - Bandara Adisutjipto Yogyakarta - Kulon Progo - Purworejo - Tegal kemudian kembali ke Pekalongan akan terhubung dalam satu ring kereta api.
Ring kereta api tersebut juga akan terhubung dengan beberapa bandara, di antaranya Bandara Kulon Progo, Bandara Semarang, Bandara Adi Sumarmo Solo. "Sehingga kereta api itu bisa mengakses ke semua kota-kota itu dan ke semua bandara, sehingga orang kalau suatu saat dia datang dengan menggunakan pesawat ke Kulon Progo, tetapi dia akan berangkat dari Solo, karena mau ke Bali, dia bisa ganti bandara," kata Budi.
Ia berharap dengan terhubungnya akses pariwisata di kawasan Joglosemar akan meningkatkan kunjungan wisata di kawasan itu yang pada akhirnya dapat berdampak positif terhadap perekonomian. "Harapan kita tourism ini menjadi suatu keunggulan devisa kita, bahkan mungkin menjadi devisa yang utama. Seperti Thailand itu devisa utamanya adalah pariwisata," kata Budi.