TEMPO.CO, Jakarta - Unit Penyelenggara Pelabuhan atau UPP Labuan Bajo mencatat 60 kapal wisata berlabuh di Pelabuhan Labuan Bajo setiap hari. Kapal wisata itu umumnya mengantarkan turis berlayar menuju pulu-pulau di Taman Nasional Komodo.
“Selain kapal wisata, kapal cruise untuk pariwisata mendarat satu kali per bulan. Para tamu turis akan berlabuh di Pulau Komodo,” kata Kepala UPP Kaban Bajo Dwikora Simanjuntak di Pelabuhan Labuan Bajo, Jumat, 20 September 2019.
Pelabuhan Labuan Bajo kini berdiri di lahan seluas lebih-kurang 2 hektare. Pelabuhan ini digunakan untuk bersandar kapal penumpang, kapal wisata, dan kapal kargo.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Agus Purnomo mengakui luas pelabuhan tersebut tak sebanding dengan pergerakan penumpang. “Frekuensi (di Pelabuhan Labuan Bajo) tinggi,” tuturnya.
Berdasarkan catatan UPP Labuan Bajo, selain kapal wisata, pelabuhan itu melayani kapal turun-naik penumpang Pelni. Setiap pekan ada empat kapal Pelni bersandar dan masing-masing membawa 200 orang.
Lalu-lintas tampak makin padat lantaran pelabuhan juga disandari oleh kapal kargo. Sepekan sekali ada kapal kontainer bersandar. Kemudian, kapal Roro tiba tiga kali dalam sepekan. Terakhir, KLM berlabuh dua kali per pekan.
Agus mengatakan pihaknya tengah merancang rehabilitasi pelabuhan. Kementerian juga akan membangun pelabuhan kargo yang secara lokasi tak lagi berada dalam satu kompleks dengan pelabuhan penumpang.
Kajian ini ditargetkan rampung kelar pada Oktober nanti. Namun, sampai saat ini,
Kementerian Perhubungan belum menghitung total investasi pembangunannya.