TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Riau Nofrizal mengatakan anggotanya akan berunding untuk menyiapkan minimal satu kamar di tiap hotel untuk menampung warga yang terkena dampak kebakaran hutan dan lahan di Riau.
“Kami akan bantu semaksimal mungkin,” kata Nofrizal saat dihubungi di Jakarta, Jumat, 20 September 2019.
Kamar-kamar ini tak hanya diperuntukkan bagi keluarga besar hotel yang terkena dampak kabut asap, tapi juga warga yang membutuhkan tempat bernaung sementara.
Rencana ini muncul karena Nofrizal dan rekan-rekannya melihat posko bencana yang tersedia untuk masyarakat tidak mencukupi. Sebagian warga bertahan dari kabut asap kebakaran hutan, tapi sebagian lain mengungsi ke daerah tetangga, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau.
Saat ini, satu bulan sudah kebakaran melanda di Riau dan menyebabkan sejumlah daerah di sana diselimuti kabut asap, tak terkecuali ibu kota provinsi, Pekanbaru.
Dalam rilisnya pada 10 September 2019, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, Riau menjadi daerah dengan jumlah kebakaran terbanyak, yaitu mencapai 49.266 hektare, atau 14,9 persen dari total kebakaran di seluruh Indonesia seluas 328.724 hektare.
Menurut Nofrizal, di Kota Pekanbaru saja, terdapat tidak kurang dari 200 hotel. Sementara di keseluruhan Riau, jumlah mencapai 500 hotel. “Kondisi semakin hari belum ada kepastian membaik, kami dari pengusaha hotel semaksimal mungkin bertahan melayani dan berpartisipasi,” kata dia.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau Juni Ardianto Rachman berharap kabut asap kebakaran hutan ini ditangani lebih cepat. Ia pribadi mengkhawatirkan anak-anak sekolah yang bakal kesulitan bertahan di tengah kabut asap. “Kalau yang dewasa mungkin masih bisa,” kata dia.
Saat ini, kata dia, tak penting untuk mencari siapa yang salah siapa yang benar. Sebab, prioritas utama yaitu pemadaman kebakaran. Ia meminta pemerintah pusat terus berkoordinasi dengan pemerintah Riau. “Harus bisa cepat, juga lakukan pencegahan, di sini kita memang harus kreatif dan fokus,” kata dia.
FAJAR PEBRIANTO