TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur BI Perry Warjiyo berharap keputusan bank sentral menurunkan suku bunga acuan atau BI 7 Days Repo Rate selama tiga bulan berturut-turut diharapkan bisa segera diikuti oleh industri bank.
"Kami harapkan bank-bank juga akan menurunkan suku bunga deposito dan kreditnya sehingga bisa mendorong penyaluran kredit," ujar Perry, Jakarta, Kamis, 19 September 2019. "Meski pun kami paham ini memerlukan waktu, tapi jangan lama-lama."
Penurunan suku bunga itu oleh bank sentral diharapkan tidak hanya untuk memperlonggar kapasitas perbankan dalam penyaluran kredit, tapi juga akan mendorong permintaan kredit. Dengan naiknya permint"Kami mengharapkan lebih turun lagi dan lebih cepat. Supaya ekonominya terus bergerak naik."aan kredit, Perry yakin investasi, konsumsi, dan pertumbuhan ekonomi bakal ikut terkerek.
Dari catatannya, kata Perry, bunga kredit perbankan dari Desember 2018 hingga Juli 2019 turun 18 basis poin. Sedangkan dari Juli ke Agustus, turun 5 basis poin.
Hari ini BI memutuskan untuk kembali menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin, sehingga kini menjadi 5,25 persen. Selain itu, BI juga memutuskan untuk menurunkan suku bunga deposit facility dan lending facility sebesar 25 bps, sehingga masing-masing menjadi 4,50 persen dan 6,00 persen.
Kebijakan tersebut, kata Perry, konsisten dengan rendahnya perkiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah sasaran 3,5 persen. "Serta tetap menariknya imbal hasil pasar keuangan domestik sehingga ikut mendukung stabilitas eksternal," ucapnya.
Dengan penurunan tingkat suku bunga acuan tersebut, BI tercatat telah menurunkan tingkat suku bunga sebanyak tiga kali tahun ini. Penurunan pertama diputuskan pada 18 Juni 2019 sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen dan kedua 22 Agustus 2019. Sedangkan sepanjang 2018 kemarin, BI telah menaikkan tingkat suku bunga sebesar 175 bps menjadi 6 persen.
Perry menjelaskan, keputusan untuk menurunkan tingkat suku bunga tersebut juga sejalan dengan kebijakan pre-emptive BI. Di mana hal itu juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di tengah ekonomi global yang melambat.