TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. membidik penyaluran kredit di sektor produktif khususnya agrikultur senilai Rp 100 miliar. Hal ini ditandai dengan adanya kerja sama dengan PT Crowde Membangun Bangsa (CMB), platform investasi yang bergerak khusus di agrikultur atau pertanian dengan Bank Mandiri.
Direktur Retail Banking Bank Mandiri Donsuwan Simatupang mengatakan plafon maksimal yang bisa diakses setiap pelaku usaha mikro hingga Rp 200 juta. Pada tahap awal kerja sama ini, kami menyediakan total pembiayaan hingga Rp 100 miliar. "Kami harap akhir tahun bisa tersalur semua," kata Donsuwan di Gedung Plaza Mandiri, Jakarta Selatan, Kamis 19 September 2019.
Sebelumnya, Bank Mandiri telah meneken kesepakatan kerjas ama dengan Crowde Membangun Bangsa, platform investasi yang bergerak khusus di agrikultur atau pertanian. Perjanjian kerja sama ini ditandatangani oleh SVP Micro Development & Agent Banking Bank Mandiri Zedo Faly dan CEO & Co-founder Crowde Membangun Bangsa Yohanes Sugihtononugroho.
Bank Mandiri mencatat, hingga Agustus 2019 perseroan telah menyalurkan pembiayaan kredit mikro produktif sebesar Rp 23,51 triliun. Sedangkan, penyaluran KUR 2019 sampai dengan bulan Agustus telah mencapai Rp.15,03 triliun atau 60,13 persen dari target Rp 25 triliun yang ditetapkan pemerintah. Dari total penyaluran tersebut, proporsi KUR sektor produksi yang disalurkan adalah 50,47 persen atau Rp. 7,58 triliun kepada 96.085 debitur.
Donsuwan menjelaskan dengan kerja sama ini, Bank Mandiri bisa mendapatkan akses yang lebih luas terhadap segmen UMKM di sektor pertanian atau agrikultur. Dalam kerja sama ini, nantinya Crowde mereferensikan calon debitur potensial untuk mengikuti proses seleksi.
Kriteria debitur tersebut, bakal didasarkan atas kriteria calon debitur Bank Mandiri guna menentukan pinjaman untuk setiap calon debitur. Berdasarkan proses seleksi tersebut, Bank Mandiri kemudian memproses pengajuan pinjaman tersebut.
Yohanes Sugihtononugroho mengatakan Crowde fokus membantu petani untuk bisa lebih maju lewat pemberian akses pemodalan. Selain itu, tak hanya membuka akses permodalan, Crowde terlibat langsung membantu petani meningkatkan kapabilitasnya.
"Hal ini sudah jadi perhatian kami sejak 5 tahun terakhir. Karena kami melihat banyak yang berhenti jadi petani atau menjadi petani namun tak sejahtera, karena mereka tidak memiliki akses yang pantas," kata Yohanes dalam acara yang sama.
Crowde merupakan perusahaan finansial teknologi yang bergerak di bidang peer to peer lending atau pinjaman. Selama beberapa tahun terakhir perusahaan jasa pinjam meminjam ini fokus pada pembiayaan di sektor agrikultur. Saat ini, Crowde memiliki nilai portofolio mencapai Rp 90 miliar yang disalurkan kepada 17 ribu petani kecil dan menengah.
DIAS PRASONGKO