TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi global yang memanas akibat perang dagang dan terbakarnya kilang minyak Aramco di Saudi, diprediksi akan menjadi variabel baru bagi Bank Indonesia untuk mengambil kebijakan moneter bulan ini, termasuk tentang suku bunga acuan.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, Bank Indonesia kemungkinan besar masih akan memangkas suku bunga 25 basis poin bulan ini. Namun jika BI tidak memangkas suku bunga acuan, Andry menilai ada banyak faktor yang menyebabkan keputusan itu, utamanya faktor eksternal.
"Memang agak sulit menebak arah BI setelah adanya kasus Aramco dan gonjang-ganjing di US market, tapi saya konsisten akan di cut," kata Andry kepada Bisnis.com, Rabu 18 September 2019.
Andry menyebut, alasan kuat kembali memangkas suku bunga acuan adalah melihat kondisi ekonomi domestik dengan inflasi yang rendah.
Adapun terkait kasus Aramco, dia yakin tidak akan memberi dampak besar pada inflasi ke depan. Sehingga BI tidak perlu melakukan antisipasi. "Untuk Aramco case, produksi sudah 70 recovered dan tidak mempengaruhi outlook inflasi kita," kata Andry.
Meskipun pemangkasan suku bunga BI 7 Days Repo Rate sudah dilakukan dua kali, hal ini dinilai belum banyak berimbas ke pertumbuhan sektor riil. Namun, Andry yakin dengan perbaikan iklim investasi pertumbuhan ekonomi 2020 akan membaik dibandingkan dengan 2019.