TEMPO.CO, Balikpapan - Rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur diperkirakan bakal mendorong lebih banyak pengembangan proyek di kawasan sekitarnya. Wakil ketua DPP Real Estat Indonesia, Hari Ganie, menjelaskan untuk kawasan ibu kota baru, ada pengembangan seluas 2.000 hektare untuk pembangunan istana dan 40.000 hektare fasilitas pendukunganya, sisanya 200.000 hektare untuk fasilitas lain-lain.
Nantinya, captive market pasar properti akan terbagi dua. Pertama, untuk pasar aparatur sipil negara (ASN) bagi pengembangan di kawasan 2.000 hektare sampai 40.000 hektare. Namun, ASN bisa jadi keberatan karena sudah memiliki hunian di Jakarta.
Baca Juga:
“Bisa jadi mampu tapi mau enggak beli lagi? Kalau enggak, pemerintah memberikan insentif, atau kalau ternyata enggak mau juga, pemerintah harus menyediakan rumah dinas. Kita lihat dulu. REI bisa diundang, bisa sebagai developer,” kata Hari, Rabu, 18 September.
Captive market kedua adalah untuk pasar di luar ibu kota negara. Hari optimistis nantinya akan terbentuknya kawasan metropolitan sendiri. Apalagi lokasi ibu kota baru juga berada di tengah-tengah Samarinda dan Balikpapan.