TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Properti Hendro S Gondokusumo memprediksi pertumbuhan industri properti akan stagnan hingga 2020. “Laju pertumbuhan akan stagnan pada kisaran 3 persen sampai 3,8 persen tahun depan,” katanya saat ditemui di Hotel Intercontinental, Jakarta, Rabu 18 September 2019.
Meskipun pemerintah telah banyak memberikan insentif agar sektor ini bisa tumbuh lebih tinggi, Hendro berdalih, pertumbuhan waktu untuk masa transmisi dari penerapan aturan, pembangunan, dan penjualan properti. “Tidak serta merta dapat terjadi langsung karena pengusaha properti membutuhkan waktu perencanaan hingga pembangunan dan jual beli properti bisa dilakukan,” ujarnya.
Baca Juga:
Menurutnya, hasil dari fasilitas fiskal untuk sektor properti baru akan terlihat dalam jangka yang cukup panjang sebab perlu ada penyesuaian terkait insentif baru tersebut.
Selain itu, properti mewah juga membutuhkan waktu yang lebih lama agar pelaku usaha melakukan ekspansi setelah mendapat insentif serta kondisi konsumen yang saat ini semakin selektif dalam membeli properti. “Sekarang masyarakat juga mempertimbangkan tentang jejak rekam pengembangnya, kalau dulu kan hanya soal lokasi,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta pelaku usaha sektor properti dan real estate agar dapat segera memenuhi janji untuk merealisasikan pertumbuhan sekitar 10 persen sampai 15 persen. Apalagi, pemerintah telah memberikan banyak insentif untuk industri properti ini.
Hal tersebut terkait dengan kinerja industri properti yang hanya tumbuh sekitar 3,5 persen dalam lima tahun terakhir padahal pemerintah selama ini sudah memberikan berbagai kebijakan yang menguntungkan dalam mendukung pertumbuhan industri properti.
ANTARA