TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian meminta perusahaan peternakan besar untuk tidak menjual langsung ayam yang mereka produksi ke pasar becek atau pasar tradisional. Tujuannya, kata Amran, agar harga ayam peternak kecil bisa meningkat.
"Ini yang jadi pembahasan tadi," kata Amran seusai menghadiri Rapat Koordinasi Pangan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu, 18 September 2019. Rapat dilakukan bersama Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso.
Sebagai alternatif, Amran meminta perusahaan besar untuk membina peternak-peternak kecil. "Jadi jangan gini, membina peternak kecil kemudian juga menyasar ke pasar becek juga, itu jangan menyusahkan peternak kecil," kata dia.
Persoalan harga ayam ini memang masih terus terjadi. Terakhir pada Sabtu, 31 Agustus 2019, harga ayam ras hidup kembali melorot jauh di bawah Harga Pokok Produksi atau HPP. Kalangan peternak pun kembali mengeluhkan kondisi tersebut dan berencana untuk kembali menggelar aksi membagi ayam secara gratis.
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat atau Pinsar Indonesia, Jawa Tengah, Parjuni, mengatakan setelah Juli lalu harga ayam sempat mencapai harga layak yaitu sekitar Rp 20.000 - Rp 21.000/kg. Kini, harganya kembali turun mencapai Rp 10.000 atau bahkan penurunannya bisa disebut drastis dan jauh di bawah HPP.
Untuk itu, Amran juga menyarankan perusahaan besar menyediakan cold storage untuk ayam produksi mereka. Selain itu dalam waktu dekat, Amran juga akan menerbitkan Peraturan Menteri yang melarang perusahaan besar memasukkan produk mereka ke pasar becek. Kemudian, perusahaan besar diminta mengontrol dengan baik DOC atau Day Old Chicken mereka. "Jangan sampai over supply," ujarnya.
BISNIS