Djoko mengatakan hingga saat ini Saudi Aramco tetap berupaya untuk memenuhi komitmen yang sudah diteken kepada Indonesia. “Sekarang masih ada sisa kilang yang berproduksi sekitar 7,9 juta, kita Cuma 0,11 juta barel masih aman, dan sudah ada komitmen dengan negara yang diekspor, harusnya nggak ada masalah.”
Sebagai antisipasi, pemerintah juga telah menyiapkan pembelian minyak mentah dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam negeri, yaitu dari produksi Blok Cepu yang dikelola Exxonmonil. “Nanti kami beli tanggal 20 September mau diresmikan pembelian pertamanya kalau ini terganggu,” ucap Djoko. Adapun total kontrak minyak yang diincar adalah sebesar 600-650 ribu barel.
Koordinasi dengan Saudi Aramco pasca serangan yang terjadi juga dilakukan oleh PT Pertamina (Persero). “Kami melakukan koordinasi terkait pasokan minyak mentah jenis Arabian Light Crude, dan hingga saat ini tidak ada perubahan jadwal pengiriman pada kami,” ujar juru bicara Pertamina, Fajriyah Usman. “Ini untuk memastikan pasokan minyak yang akan diolah di Refinery Unit IV Cilacap tetap aman.”
GHOIDA RAHMAH | MUHAMMAD HENDARTYO