TEMPO.CO, BALIKPAPAN - PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur (NTT) optimistis rasio elektrifikasi dapat meningkat dengan optimalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur (NTT) Ignatius Rendoyoko mengemukakan saat ini rasio elektrifikasi provinsi tersebut telah mencapai 73,72 persen. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu yang baru mencapai 62 persen.
“Pengerjaan projek PLTS di NTT dilakukan melalui penggunaan bidang lahan tanah yang tidak lagi produktif, sehingga nilai ekonomisnya akan bisa terkonversi melalui aplikasi PLTS,”kata dia melalui keterangan resmi Selasa 17 September 2019.
Direktur Human Capital Management (HCM) PT (Persero) PLN Muhamad Ali mengatakan proses elektrifikasi dapat dipercepat karena dukungan sumber energi terbarukan (EBT) yang melimpah.
"Saat ini lebih dari Rp9 miliar sudah investasi yang tertanam pada enam pembangunan sumber EBT meliputi PLTP – panas bumi; PLTMH – mikro hidro; PLTS – tenaga surya; dan PLTB – tenaga bayu. Melalui sinergi dengan pemerintah desa, maka pelaksanaan program Tim Percepatan Listrik Pedesaan terlaksana dengan baik,”kata dia.
Peningkatan rasio elektrifikasi di Bumi Flobamora tersebut, kata dia, memerlukan dukungan dan pembangunan dari SDM berkompetensi. SDM ini dihasilkan melalui pelaksanaan program vokasi dengan sejumlah SMKN di wilayah Kupang dan Maumere yang terlaksana sejak 2018.