TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN meraup dana segar 23,2 miliar yen atau sekitar Rp 3 triliun dengan menerbitkan obligasi Samurai pertamanya melalui penawaran umum kepada investor Jepang. Obligasi itu diterbitkan dalam 3-tranche yang terdiri dari masing-masing tenor tiga tahun, lima tahun, dan sepuluh tahun dengan kupon tetap.
"Hasil penerbitan Obligasi Samurai ini akan dipergunakan untuk mendanai sebagian kebutuhan investasi untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan sebagaimana amanat pemerintah" kata Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto dalam keterangan tertulis, Ahad, 15 September 2019. Melalui Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2016, perusahaan setrum pelat merah itu memang mendapatkan penugasan untuk membangun pembangkit listrik 35.000 megawatt.
Sarwono mengatakan obligasi ini mendapatkan peringkat 'Baa2' oleh Moody's, 'BBB' oleh Standard and Poor's, dan 'BBB' oleh Japan Credit Rating. Penerbitan ini, kata dia, menjadi sangat penting karena PLN kembali berhasil melakukan penerbitan dalam denominasi mata uang asing selain yang selama ini diterbitkan yaitu dolar Amerika Serikat setelah juga berhasil melakukan penerbitan surat utang berdenominasi Euro pada bulan Oktober 2018 lalu.
Sebelum melakukan penawaran umum kepada investor di Jepang, Sarwono mengatakan perseroan telah terlebih dahulu mengadakan pertemuan dengan para investor potensial di Tokyo pada Juli 2019. Roadshow yang dilaksanakan tersebut dinilai membantu investor memahami operasi bisnis PLN dan bagaimana hubungannya yang kuat dengan pemerintah.
"Melalui roadshow, PLN mampu meyakinkan ketertarikan investor atas kredibilitas PLN dengan adanya respons positif dari investor," tutur Sarwono. Di samping, perseroan dengan dibantu perbankan yang telah dikenal luas oleh investor Jepang mulai melakukan soft - sounding pemasaran selama 2 hari yaitu pada 4 dan 5 September 2019 dan mendapatkan umpan balik yang positif dari investor.