Meski sudah serius dibincangkan, pemerintah belum menghitung besaran investasi yang diperlukan. Khofifah mengatakan Provinsi Jawa Timur telah meminta bantuan Bank Indonesia untuk menghitung besaran investasi tersebut, namun belum final.
Rencana pembangunan LRT juga masih menunggu peraturan presiden atau perpres diteken oleh Presiden Joko Widodo. Sembari menunggu Perpres, pemerintah provinai bakal membuat desain rancang bangun LRT. Sementara itu, Khofifah mengklaim feasibility studi atau FS pembangunan kereta ringan telah dilakukan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN.
Meski rencana pembangunan transportasi massal berbasis rel layang itu hijau, Khofifah menyebut telah ada tiga investor melirik. Calon penanam modal itu di antaranya berasal dari Prancis, Cina, dan London. "Kalau Jepang, sepertinya Pak Emil (Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak) yang komunikasi karena beliau kan lulusan Jepang. Saya serahkan ke Pak Emil," ujar Khofifah.
Pembangunan LRT merupakan program prioritas yang bakal digarap Pemerintah Povinsi Jawa Timur. Dalam rapat terbatas dengan Jokowi beberapa waktu lalu, Khofifah mengatakan LRT merupakan satu dari tiga program prioritas yang digadang-gadang dapat mendorong pendapatan domestik regional bruto.
Pembangunan LRT sejalan dengan pengembangan integrasi di bidang transportasi. "Nanti Surabaya akan menjadi Megapolitan Cosmo politan karena ini masuk prioritas yg kita usulkan ini detail sekali," ujarnya. Salah satu agenda pembangunan kota megapolitan itu ialah pembenahan sektor transportasi publik.