TEMPO.CO, Nusa Dua - Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Rohan Hafas mengungkapkan bahwa perseroan sedang melakukan pembahasan internal untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai kategori pembiayaan tersendiri. Dia mengatakan, proses saat ini masih melihat dan mencocokkan apakah kategori itu sesuai dengan aturan di Otoritas Jasa Keuangan atau tidak.
"Kami ingin pisahkan karena risk-nya berbeda di situ," kata Rohan di Nusa Dua, Bali, Jumat malam, 13 September 2019.
Rohan mengatakan, pemisahan pariwisata sebagai kategori pembiayaan tersendiri akan bermanfaat dalam pendataan profil risiko. Saat in, pariwisata masih masuk dalam kategori seperti perhotelan lainnya. Padahal, karakter perhotelan berbeda-beda, tergantung apakah hotel bisnis atau pariwisata.
"Tugas bank supaya aman tidak macet itu kan bikin profile itu. Kalau ini tidak dipisah, dia ikut risiko perhotelan. Kalau pariwisata bagus, bisnis jelek dia macet tuh," Rohan menjelaskan.
Adapun saat ini pembiayaan terbagi dalam beberapa kategori, seperti mobil, rumah KPR, UMKM, dan KUR juga sendiri. "Nah hotel dan pariwisata mungkin ini bisa sejalan. Tapi kan hotel ada yang khusus bisnis, ada khusus pariwisata," ujar Rohan.
Sebelumnya, Direktur Retail Banking Bank Mandiri, Donsuwan Simatupang mengatakan saat ini perbankan sedang mendiskusikan dengan Bank Indonesia untuk membuat sektor pariwisata menjadi sektor usaha yang tersendiri. "Ke depan akan ada pemikiran ke arah sana," kata Donsuwan di Balai Desa Kutuh, Badung, Bali, Kamis, 12 September 2019.
Hal itu, karena saat ini pengelompokan sektor usaha di perbankan masih belum seperti yang diharapkan. Artinya sektor pariwisata belum dikelompokkan sebagai salah satu sektor ekonomi khusus.
"Sehingga semua bank kesulitan mendapatkan data sebenarnya di sektor itu ada berapa," kata Donsuwan saat ditanya soal penyaluran pembiayaan di sektor pariwisata.
Contohnya, kata dia, usaha di bidang restoran. Dia mengatakan usaha di bidang restoran terdapat di lokasi wisata dan pusat bisnis. Dua hal itu, kata Donsuwan, dikelompokan ke sektor usaha restoran saja."Sehingga kalau ditanya berapa sektor wisata, kami kesulitan (mendata)," ujar dia.
Dia melihat secara internal, spending terbesar masyarakat saat ini ada di bidang travelling dan kuliner. "Sehingga saya yang menangani justru melihat sektor ini menjadi sektor usaha yang utama," kata dia.
Donsuwan mengatakan, Bank Mandiri terus mendorong perkembangan sektor pariwisata untuk mendukung terciptanya pemerataan pembangunan ekonomi. Dia mengatakan Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan berskema Kredit Usaha Rakyat atau KUR senilai Rp 2,48 triliun pada periode Januari hingga Agustus 2019. Nilai KUR itu, kata dia, disalurkan kepada 32.416 pelaku usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM yang terkait dengan pariwisata.
HENDARTYO HANGGI