TEMPO.CO, Jakarta - Rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Rini Soemarno untuk mengoperasikan Light Rail Transit atau LRT pada akhir Oktober 2019 bisa batal.
“Belum tentu (dapat dioperasikan pada Oktober mendatang),” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ditemui usai rapat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Jumat, 13 September 2019.
Sebab, pemerintah memutuskan bahwa pengoperasian LRT Jabodebek akan dilakukan dari Cibubur sampai Dukuh Atas. Sedangkan, awalnya tahap pertama LRT ditarget hanya melayani koridor Cawang menuju Cibubur dan sebaliknya. Keputusan tersebut diambil lewat sebuah rapat yang dipimpin oleh Kementerian Koordinator Bidang Kematiriman di bawah Luhut Binsar Pandjaitan.
"Salah satu yang dibahas adalah masukan dari konsultan yang menyampaikan jika pengoperasian hanya Cawang-Cibubur maka ridership-nya (penumpang) sedikit, sehingga berpengaruh terhadap subsidi," kata Budi.
Sebelumnya, Luhut mengelar rapat terkait LRT Jabodetabek di kantornya. Berdasarkan pantauan Tempo, selain Budi Karya adapula Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofjan Djalil yang ikut dalam rapat.
Dengan keputusan ini, maka rencana Menteri Rini diperkirakan bakal batal. Sebab, pengoperasian tersebut masih menunggu pembangunan jalur LRT antara Cawang menuju Dukuh Atas betul-betul rampung.
Meski pengoperasioan belum bisa dilakukan dan menunggu seluruh jalur rampung, uji coba tetap bisa dilakukan dalam waktu dekat. "Kemungkinan akhir September atau Oktober bisa dilakukan uji coba dulu," kata Budi Karya.
Sementara itu, Luhut Panjaitan membenarkan bahwa pengoperasian LRT Jabodetabek bakal molor. Sebab, pelaksanaan uji coba bakal memakan waktu cukup lama. "Dari awal sudah mundur, Oktober itu uji coba kan paling tidak enam bulan," kepada awak media di kantornya.
Luhut juga menambahkan bahwa LRT Jabodetabek masih perlu membahas pembebasan lahan yang belum rampung. Salah satunya ada sebanyak 10 bidang lahan yang belum dibebaskan dari total 200 bidang.
DIAS PRASONGKO | ANTARA