TEMPO.CO, Jakarta - Selama semester pertama tahun ini, Thailand membukukan penjualan mobil sebanyak 523.770 unit dari total 1,69 juta unit kendaraan terjual di kawasan ASEAN. Data ASEAN Automotive Federation (AAF) menyatakan, Thailand menjadi pemimpin penjualan dan diikuti oleh Indonesia sebanyak 481.577 unit.
Padahal, tahun lalu Indonesia masih memimpin sekaligus menjadi salah satu pasar terbesar di Asean. Turunnya penjualan domestik juga membuat Indonesia menjadi satu-satunya negara yang penjualanya tertekan di ASEAN.
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan, perlambatan penjualan otomotif domestik terjadi sejumlah faktor yang membuat periode konsumen wait and see menjadi lebih panjang. Sebab, pada semester I/2019 terjadi Pemilu yang disusul Lebaran yang kemudian dilanjutkan dengan GIIAS 2019.
"Pasar domestik kita memang turun awalnya karena dampak Pemilu sehingga konsumen wait and see. Ada indikasi setiap kali Pemilu penjualan agak menurun," katanya, Rabu, 11 September 2019.
Secretary General AAF ini juga mengatakan, pada tahun ini periode konsumen yang wait and see lebih lama di mana setelah Pemilu langsung disambung dengan Lebaran. Padahal, Lebaran menjadi momentum penjualan bagi pelaku otomotif.
Setelah Lebaran, konsumen pun masih wait and see karena ada pameran GIIAS yang menjadi kesempatan melihat produk baru. Apalagi pada saat bersamaan terjadi perang dagang Amerika Serikat-China sehingga pertumbuhan ekonomi nasional sedikit terdampak. "Singapura juga melambat, Thailand juga sedikit melambat sehingga berdampak," katanya.
Indonesia telah menjual kendaraan ke kawasan ASEAN dan kinerja ekspor pada tahun ini sangat baik. Peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor masih terbuka karena memiliki basis produksi yang besar.
Tahun ini, Gaikindo menargetkan kinerja ekspor otomotif nasional lebih tinggi dari capaian 2018. "Kami harapkan bisa di atas jumlah ekspor tahun 2019 yang sebanyak 260.000an unit," kata Kukuh.
BISNIS