TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil, Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono, membantah impor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) melonjak. Menurut dia, impor TPT sepanjang semester pertama 2019 justru turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Lonjakan impor tidak terjadi,” kata Achmad saat dihubungi di Jakarta, Rabu, 11 September 2019.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat mengatakan sembilan perusahaan tekstil gulung tikar akibat lonjakan produk impor. "Tidak ada pilihan lain selain menutup industrinya. Sekarang yang sudah tutup kami catat ada sembilan perusahaan yang hampir mendekati 2.000 orang (pekerja)," kata dia pada diskusi di Menara Kadin, Jakarta, Senin, 9 September 2019.
Namun dari catatan Kemenperin, total impor TPT sepanjang Januari-Juni 2019 mencapai US$ 4,07 miliar, turun tipis dibandingkan Januari-Juni 2018, yang sebesar US$ 4,16 miliar. Sementara, ekspor TPT di kedua periode masih lebih tinggi dibandingkan impor, masing-masing mencapai US$ 6,45 miliar dan US$ 6,47 miliar.
Pada enam bulan pertama 2019, impor TPT didominasi impor bahan baku untuk keperluan produk jadi TPT. Dari US$ 4,07 miliar, lebih dari setengahnya atau US$ 2,7 miliar merupakan impor kain. Sementara, impor pakaian jadi hanya US$ 399 juta atau kurang 10 persen.
Sementara jika dilihat lebih jauh, impor TPT sejak 2012 hingga 2018, tidak berubah begitu drastis. Pada 2012, impor TPT mencapai US$ 8,14 miliar, turun ke titik terendah pada 2016 dengan US$ 7,14 miliar, dan naik lagi menjadi US$ 8,68 miliar di tahun 2018. Sebaliknya, ekspor terus merangkak naik, dari US$ 12,46 miliar pada 2012 menjadi US$ 13,27 miliar pada 2018.
Selain itu, Kemenperin sudah melakukan monitoring dan evaluasi. Hasilnya, belum diperoleh informasi adanya pabrik tekstil yang gulung tikar. Menurut Achmad, yang terjadi hanya penghentian sementara kegiatan produksi, karena permintaan dari luar negeri berhenti. "Jadi untuk sembilan pabrik, tanyakan ke Pak Ade, jangan-jangan pabrik yang diceritakan tutup adalah karena relokasi,” kata dia.
FAJAR PEBRIANTO