TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan mengintensifkan pembahasan tentang perbaikan ekosistem investasi dalam menghadapi ekonomi global. "Seminggu dua kali kita akan rapat khusus menyelesaikan yang berkaitan dengan perbaikan ekosistem investasi terus menerus," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 11 September 2019.
Jokowi mengatakan, rapat diintensifkan agar memperoleh putusan yang konkret untuk perbaikan ekosistem investasi. Jokowi mengaku masih menerima banyak keluhan dari para investor yang terkendala dengan regulasi dan perizinan berinvestasi. Para investor menganggap prosedur berinvestasi di Indonesia terlalu berbelit-belit dan banyak aturan.
"Bukan hanya sulit diprediksi tapi juga terlalu banyak diskresi-diskresi yang dilakukan kementerian. Sehingga selalu berubah-berubah," katanya.
Menurut Ayah Kaesang Pangarep ini situasi yang dihadapi para investor akan memberikan citra yang negatif dan promosi yang tidak baik untuk Indonesia. Sebab, perizinan di negara pesaing jauh lebih cepat dan sederhana ketimbang Indonesia. Apalagi, mereka juga memberikan insentif yang jauh lebih menarik bagi investor.
Kakek Jan Ethes pun mengingatkan kepada para menterinya untuk bekerja cepat. Dalam lima tahun ini, kata Jokowi, memang sudah ada peningkatan terhadap kemudahan berbisnis yang membuat daya saing Indonesia meningkat. Selain itu, penyederhanaan perizinan pun sudah dilakukan melalui Online Single Submission atau OSS. Tapi faktanya, Jokowi menuturkan hal itu masih belum cukup.
"Saya kira kita harus lebih cepat lagi. Karena negara pesaing kita, kompetitor kita berlomba-lomba berbenah dengan tawaran yang lebih menarik berinvestasi," ujar Jokowi.