TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan keinginannya untuk membangun Istana negara di Jayapura, Papua tahun 2020. Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah atau KPPOD, Robert Endi Jaweng menilai keinginan Presiden Jokowi untuk membangun Istana negara di Jayapura, Papua sebagai hal penting. Karena bisa menghadirkan simbol negara di bumi Papua.
"Istana itu penting karena negara dapat hadir secara simbolik, dan harus hadir secara program, kebijakan, subtansi program," kata Robert di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, 11 September 2019.
Menurutnya, menghadirkan simbol negara bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Robert menambahkan, pemerintah juga tak boleh lupa untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Papua.
Dia berpendapat rencana Presiden yang ingin membangun Istana negara pasa tahun depan, bisa jadi tidak bermakna bagi masyarakat Papua. Apabila tidak diiringi dengan dukungan kinerja lain, seperti memberikan program-program yang membangun bagi bumi mutiara hitam.
"Simbol negara hadir lewat istana ini, harus berimplikasi kepada perubahan pola pikir dan perubahan paradigma kebijakan, di mana kita tidak hanya sekedar membangun saran dan prasarana, itu Papua karena tidak hanya membutuhkan pembangunan. Tapi yang paling penting soal sisi kemanusiaan dengan memanusiakan mereka (Papua)," ungkap dia.
Robert juga mendukung rencana pemerintah tersebut,karena Presiden Jokowi sendiri sering melakukan kunjungan kerja ke Papua. Istana ini bisa dimanfaatkan sebagai tempat berkantor mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Dia berharap, jangan hanya sekadar menghadirkan fisik dari istana, tetapi harus bisa mengubah cara berfikir. "Dalam artian membangun Papua itu tidak hanya dalam sarana dan prasarana, tetapi juga memanusiakan mereka," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan keinginannya akan membangun Istana Presiden di Papua tahun depan. Hal ini menjawab permintaan dari para tokoh Papua yang disampaikan langsung padanya saat bertemu. "Mulai tahun depan istana ini akan dibangun," kata mantan Gubernur DKI di Istana Negara, Jakarta, 10 September 2019.
Lalu ketua rombongan tokoh Papua dan Papua Barat, Abisai Rolio, menyampaikan sejumlah permintaan. Salah satunya adalah membangun Istana Kepresidenan di Jayapura. Untuk lokasi pembangunan Istana Kepresidenan itu, Abisai menyumbangkan tanahnya seluas 10 hektare.
"Saya menyumbangkan tanah 10 hektare untuk dibangun Istana Presiden sehingga perjalanan bapak ke Papua diubah dari berkunjung menjadi berkantor," ujarnya.
Jokowi sempat menanyakan pada Abisai terkait keseriusannya menyumbang tanah seluas 10 hektare yang akan digunakan sebagai Istana negara yang baru. "Benar? 10 hektare gratis? Gratis? Tanahnya sudah ada? Jadi hari ini de facto sudah diserahkan?" kata Presiden.