TEMPO.CO, Pekanbaru - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rabu 11 September 2019, mencatat ada 1.211 titik panas yang tersebar di berbagai wilayah Sumatera. Hal ini menjadi indikasi awal kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) bakal tersebar di wilayah itu.
Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, pada pukul 06.00 WIB satelit Terra Aqua mendeteksi daerah paling banyak titik panas adalah Provinsi Jambi dengan 496 titik, Sumatera Selatan 305 titik, dan Provinsi Riau ada 258 titik panas.
Selain itu, di Provinsi Bangka Belitung juga terdeteksi 77 titik panas, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau masing-masing ada 11 titik, Sumatera Utara 10 titik, dan Bengkulu ada satu titik panas.
Khusus di Riau, 258 titik panas paling banyak di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) yakni mencapai 143 titik. Kemudian di Kabupaten Pelalawan ada 47 titik, Indragiri Hulu (Inhu) 25 titik, Rokan Hilir (Rohil) 23 titik, Bengkalis 9 titik, Kuantan Singingi 3 titik, Rokan Hulu 2 titik, dan Kota Dumai ada satu titik.
Sampai saat ini asap dari kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti Kota Pekanbaru. Akibatnya, kualitas udara menurun ke status tidak sehat.
Wakil Gubernur Riau Edy Nasution mengatakan bahwa seluruh upaya pemadaman sudah dilakukan oleh tim gabungan di Satuan Tugas (Satgas) Karhutla Riau, namun kondisi cuaca yang panas menyebabkan pemadaman kebakaran terutama di lahan gambut menjadi relatof sulit.
“Seluruh upaya sudah dilakukan, ada lebih 5.000 personel Satgas Karhutla di lapangan,” katanya seusai salat Istisqa untuk meminta hujan di lapangan kantor Gubernur Riau di Pekanbaru seperti dikutip Antara, Rabu.
Seiring dengan meningkatnya titik panas, kini seluruh sekolah di Kota Pekanbaru diliburkan karena kondisi udara tidak sehat tercemar asap dari kebakaran hutan dan lahan. Sekolah-sekolah terlihat sepi karena aktivitas belajar mengajar dihentikan sampai kualitas udara membaik.
BISNIS