TEMPO.CO, Jakarta - Plt Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, Sripeni Inten Cahyani, memastikan pelibatan prajurit militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menjaga dan membersihkan lahan di sekitar Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Keterlibatan militer dilakukan setelah adanya penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerja sama antara PLN dengan tiga matra TNI, serta Badan Intelijen Negara (BIN), pada hari ini.
“Karena mereka itu sebenarnya sudah pakar di dalam bagaimana menghadapi masalah-masalah sosial dan kemasyarakatan,” kata Sripeni saat ditemui usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi Energi DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 10 September 2019.
Sripeni menjelaskan, keterlibatan militer dimulai dari tahap sosialisasi pembersihan lahan kepada masyarakat. “Misal kok ini susah ya, (maka) diturunkan intelijen,” kata dia. Lalu saat dilakukan proses pembersihan seperti menebang pohon di bawah SUTET, prajurit TNI kembali mendampingi PLN agar proses bisa berjalan lancar. Sebab, tak jarang, proses pembersihan ini menemui kendala di lapangan, terutama ketika yang dibersihkan adalah pohon milik warga.
Seperti diketahui, Ahad 4 Agustus 2019, terjadi pemadaman listrik massal selama lebih dari 12 jam di Banten, Jakarta, dan Jawa Barat. Saat itu, PLN menyampaikan salah satu penyebab black out adalah karena adanya pohon sengon yang melebihi batas ambang aman kabel transmisi SUTET 500 kV di Ungaran- Pemalang, Jawa Tengah.
Pohon itu yang disebut PLN menjadi pemicu hubungan singkat dan kebakaran. Akibatnya, jaringan transmisi sebagian Jawa rusak fatal.