TEMPO.CO, Cirebon - Setelah semua penerbangan jet domestik dialihkan dari Bandara Hussein Sastranegara ke Bandara Kertajati, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region telah menyuplai avtur ke bandara di Majalengka itu. Namu, konsumsi avtur oleh sejumlah maskapai yang beroperasi di Bandara Kertajati baru mencapai 70 kiloliter per hari.
"Seberapapun kebutuhannya kami upayakan untuk dapat mendukung Bandara Kertajati, agar dapat tumbuh dan terus berkembang sehingga menjadi Bandara penyangga di Jawa Barat," kata General Manager Pertamina Marketing Operation Region III Tengku Fernanda di Majalengka, Selasa 10 September 2019.
Fernanda mengatakan pasokan avtur bagi penerbangan di Bandara Kertajati saat ini rata-rata per harinya 50-70 kiloliter, dan ini terjadi sudah dua bulan. Jika dihitung secara volume, suplai avtur ke Bandara Kertajati ini masih relatif kecil, karena hanya sekitar 1,4 persen dibandingkan total pasokan di Bandara Soekarno Hatta.
Namun, Pertamina memastikan akan terus mendukung kebutuhan avtur di Bandara Kertajati. Perseroran juga telah menyiapkan fasilitas pendukung Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) untuk memenuhi kebutuhan maskapai.
"Kami upayakan semaksimal mungkin pasokan avtur, di mana pasokan dari Terminal BBM Balongan dibawa ke DPPU menggunakan mobil tangki khusus avtur, yakni bridger berkapasitas 24 kiloliter," ujar Fernanda.
Menurut Fernanda, di Bandara Kertajati, avtur ditampung dalam empat unit tangki modular berkapasitas masing-masing 20 kiloliter dan kemudian diisikan menggunakan mobil tangki khusus untuk mengisi ke pesawat atau disebut mobil tangki refueler.
"Bandara Kertajati akan menjadi salah satu bandara terbesar di Indonesia. Menyambut hal tersebut, Pertamina juga telah menyiapkan peningkatan layanan dan fasilitas DPPU, di mana salah satunya untuk mengantisipasi penerbangan untuk umroh yang akan dilakukan dalam waktu dekat," kata dia.
ANTARA