TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti hari ini melakukan penandatangan nota kesepahaman dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius dan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko.
"Kalau di swasta kita bisa langsung, tapi kalau di birokrasi, kita memerlukan wadah, kertas yang diperlukan. Ini kami sudah melalukan penjajakan MoU, dan tinggal jalan," kata Susi di Gedung Mina Bahari IV, Kantor Kantor KKP, Jakarta Pusat, Selasa, 10 September 2019.
Nota kesepahaman diteken untuk dua tujuan. Pertama yaitu kesepahaman dengan BNPT untuk tentang Sinergitas Pencegahan Terorisme di Sektor Kelautan dan Perikanan. Kedua, kesepahaman LIPI tentang Penelitian, Pemanfaatan dan Pengembangan IPTEK serta Peningkatan Kapasitas SDM.
Melalui kerja sama ini, Susi berharap segala tindak kejahatan di lautan bisa dicegah. Ia meminta Suhardi juga memantau penggunaan bom oleh para nelayan untuk menangkap ikan. Menurut Susi, bahan mesiu yang digunakan tetap sama dengan bom jenis lainnya. "Ini saya tak habis pikir, kenapa nggak dilarang jual belinya," kata dia.
Suhardi Alius mengatakan dirinya sudah membantu Susi sejak masih menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri pada 5 tahun lalu. Sebab, Ia masih menjadi bagian dari Satgas 115 Illegal Fishing. "Ibu Susi sudah luar biasa kinerja sehingga hasilnya bisa kita rasakan sekarang," kata dia
Menurut Suhardi, ada empat tujuan kerja sama ini dilakukan. Pertama, pertukaran data kelautan dan perikanan. Kedua, pencegahan terorisme di kelautan. Ketiga, peningkatan keterampilan mantan Napi Terorisme di bidang perikanan. Keempat, peningkatan SDM kedua instansi.
Sementara itu, Laksana Tri Handoko mengatakan kerja sama LIPI dengan KKP sudah dilakukan cukup lama. Salah satunya yaitu melalui fasilitas ikan hias di Cibinong, Jawa Barat. Setelah ini, kata Handoko, LIPI akan melakukan membantu KKP melakukan riset di bidang kelautan. "Tanpa riset kita tak tahu apa yang ada di laut kita," kata dia.