Andry menuturkan, salah satu keberhasilan investasi dari Cina yang ada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industri di Morowali, Sulawesi Tengah. Alasannya sederhana, karena Indonesia memiliki sumberdaya yang tidak dimiliki negara ASEAN lain yakni nikel. Adapun Lithium menjadi bahan baku untuk membuat baterai lithium untuk kendaraan listrik Cina.
Faktor kedua yang membuat investor asing masih enggan masuk ke Indonesia karena ruwetnya regulasi dan juga regulasi yang seringkali berubah. Padahal, baik investasi langsung maupun portofolio sama-sama membutuhkan kepastian regulasi dan pemerintah yang pro investasi.
Selain itu, investasi juga masih terhambat karena belum sinerginya pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Akibatnya, banyak aturan atau regulasi yang inkonsisten atau berubah-ubah sehingga tidak memudahkan dalam berinvestasi, terutama di daerah yang disediakan untuk investasi seperti KEK dan KPPB
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat mengungkapkan kekesalan kepada para menterinya. Ia mengeluhkan rumitnya mengurus perizinan sehingga membuat investor memilih berinvestasi ke negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia dan Kamboja.
Ia kemudian meminta para menterinya mulai menyederhanakan peraturan yang memperlambat perizinan. Sebab, ia menerima catatan dari Bank Dunia bahwa 33 perusahaan yang keluar dari Cina, ternyata di antaranya tak ada yang ke Indonesia. "Enggak ada yang ke Indonesia," kata Jokowi dalam rapat terbatas, Rabu, 4 September 2019 di Kantor Presiden, Jakarta.