Irwan mengatakan tingginya permintaan dipicu kesesuaian spesifikasi yang ditawarkan Esemka dengan kebutuhan pelaku UKM. "Kebutuhan di sektor UKM ini beragam, mulai dari untuk angkutan pedesaan (barang) hingga diubah menjadi mobil toko. Bisa juga nanti bergeser untuk angkutan desa (penumpang)," ujarnya. Kendaraan niaga Esemka juga dapat menjadi alternatif angkutan barang ke pasar induk tempat kendaraan besar seperti truk tidak bisa menjangkau.
Dari sisi harga, Irwan menyatakan kendaraan Esemka juga sudah sesuai kantong para pelaku UMKM. Harga yang ditawarkan Esemka lebih murah dibandingkan merek lain. Berdasarkan survei kemampuan beli pelaku UMKM, Irwan mengklaim mereka mampu mencicil kendaraan tersebut.
Direktur Utama BUMDes Indonesia, Eddy Limantoro, mengatakan lembaganya memiliki jaringan hingga ke 74.500 desa di seluruh Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk penyaluran mobil Bima ke desa. Saat ini terdapat sekitar 30 BUMDes yang sudah berdiri dan bertugas membantu desa mandiri untuk mendapat tambahan pendapatan. Menurut Eddy, BUMDes bisa menjalankan tugasnya dengan membeli mobil Esemka untuk disewakan ke desa. "Untuk mengangkut hasil panen, juga untuk transportasi di desa termasuk mobil angkutan penumpang," katanya. Pengahasilan dari sewa mobil itu bisa jadi pendapatan BUMDes.
Eddy menyatakan telah melakukan kajian mengenai kemampuan bayar calon konsumen. Hasilnya menunjukkan ada potensi besar lantaran BUMDes juga bekerja sama dengan Asosiasi Pengelola Pasar Seluruh Indonesia, salah satunya untuk mengangkut hasil pertanian.