TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan BI selalu berupaya memberi stimulus ekonomi melalui kebijakan moneter. Dia mengatakan sepanjang stabilitas terjaga di tengah tekanan eksternal global masih berlangsung, BI melihat ruang untuk penurunan suku bunga acuan.
"Kita telah turunkan sebanyak dua kali sebesar 50 bps menjadi 5,5 persen di dua bulan terakhir ini. Harapannya ini disambut pelaku ekonomi, disambut kegiatan ekonomi, untuk kembali tingkatkan kegiatan usahanya," kata Dody di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu, 4 September 2019.
Dia melihat permasalahan saat ini terjadi dari sisi permintaan yang tidak muncul secara besar. "Ini harapan kami tentu dengan penurunan subung semakin memberikan amunisi untuk sektor ekonomi terus tumbuh, khususnya sektor manufaktur," ujarnya.
Sebelumnya BI memutuskan menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin atau bps, sehingga kini menjadi 5,5 persen. Selain itu, BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga deposit facility dan lending facility sebesar 25 bps, sehingga masing-masing menjadi 4,75 persen dan 6,25 persen.
"Kebijakan tersebut konsisten dengan rendahnya perkiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah sasaran 3,5 persen serta tetap menariknya imbal hasil pasar keuangan domestik sehingga ikut mendukung stabilitas eksternal," kata Gubernur Bank Indonesi Perry Warjiyo saat mengelar konferensi pers di Jakarta, Kamis 22 Agustus 2019.
Baca Juga:
Dengan penurunan tingkat suku bunga acuan tersebut, BI tercatat telah menurunkan tingkat suku bunga sebanyak dua kali tahun ini. Penurunan pertama diputuskan pada 18 Juni 2019 sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen. Sedangkan sepanjang 2018 kemarin, BI telah menaikkan tingkat suku bunga sebesar 175 bps menjadi 6 persen.
Adapun, menurut Dody, BI juga mengambil kebijakan yang untuk dorong tambah likuiditas agar perbankan meningkatkan lending-nya. "Kebijakan makroprudensial yang kita lakukan sifatnya sudah akomodatif, dan ini akan kami terus melakukan kebijakan akomodatif lainnya yang tujuannya untuk tingkatkan pembiayaan dari sektor perbankan," kata dia.
HENDARTYO HANGGI