TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat diminta mewaspadai gejolak harga pangan lantaran mulai terjadi kenaikan harga gabah di tingkat petani. Kenaikan harga gabah itu telah diikuti pula oleh lonjakan harga beras dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik 3,04 persen menjadi Rp 4.759 per kilogram. Sementara di tingkat penggilingan, harga GKP naik 3,04 persen menjadi Rp 4.856 per kilogram dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Hal tersebut diikuti oleh kenaikan harga beras di tingkat penggilingan dari seluruh kualitas baik rendah, medium, maupun premium. Tercatat harga beras kualitas rendah naik 1,31 persen menjadi Rp 9.048, kualitas medium naik 0,14 persen menjadi Rp9.224, dan kualitas premium naik 0,11 persen menjadi Rp9.530.
Sekretaris Jenderal Persatuan Pengusaha Beras dan Padi (Perpadi) Burhanuddin mengatakan, kenaikan tersebut merupakan sinyal gejolak harga pangan jelang masuknya musim paceklik akibat kemarau berkepanjangan.
“Seharusnya ini sudah diantisipasi dari awal mengingat ini adalah pola tahunan dan sudah diperingatkan dari awal bahwa adanya fenomena El-Nino,” katanya kepada Bisnis.com, Senin 2 September 2019.
Akan tetapi, menurut Burhanuddin stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 2,37 juta ton masih aman untuk menghadapi musim paceklik. Oleh karena itu, ia yakin bahwa hingga akhir tahun ini pemerintah masih belum mengimpor beras seperti tahun lalu. “Masih belum butuh impor, stok masih ada, dan sejumlah daerah masih panen,”ujarnya.
Terkait dengan hal tersebut, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Suhanto mengatakan, pemerintah saat ini masih belum berencana melakukan impor beras. Pasalnya, stok CBP hingga saat ini dinilai masih aman untuk memenuhi kebutuhan hingga tahun 2020 mendatang atau musim panen selanjutnya.
“Kita belum bicara impor, pasokan masih cukup, pantauan kami di PIBC untuk serapan harian masih diatas rata-rata normal sampai dengan 3000 ton per hari,” katanya ketika ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (2/9/2019).
Ketua Asosiasi Pedagang Induk Beras Cipinang (PIBC) Nellys Soekidi mengatakan, walaupun terjadi kenaikan harga, secara umum harga beras masih bisa dikatakan stabil. Ia tak bisa memastikan apakah akan terjadi gejolak harga pangan akibat kurangnya pasokan sebagai dampak dari kemarau berkepanjangan. “Sampai saat ini pasokan masih normal, masih sekitar 3.000 ton per hari,” katanya kepada Bisnis, Senin.
BISNIS | EKO WAHYUDI