TEMPO.CO, Jakarta - Pemindahan ibu kota negara baru dinilai dapat membuka peluang pasar baru bagi pebisnis retail. Namun, bagi investor retail, ibu kota pindah tidak serta-merta membuat mereka berekspansi ke Kalimantan Timur karena menilai pemerataan ekonomi belum akan terjadi dalam waktu singkat.
Berdasarkan catatan Bisnis, terdapat tiga emiten retail yang belum menentukan strategi ekspansi untuk menangkap peluang ibu kota pindah tersebut. Ketiganya adalah PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES), PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI), dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS).
Sebenarnya, investor retail yang paling diuntungkan dengan kabar ibu kota pindah ini adalah Ramayana (RALS) sebab sudah memiliki pengalaman paling banyak di luar Jawa. Namun, Sekretaris Perusahaan Ramayana, Setyadi Surya menilai pemindahan ibu kota negara baru ke Kalimantan Timur belum menjadi peluang bisnis baru untuk perseroan.
Menurut Setyadi, kondisi ekonomi Indonesia yang masih belum baik hingga saat ini membuat daya beli masyarakat lemah. Untuk itu, perseroan belum memiliki rencana untuk membuka gerai di daerah tersebut.
Dari 117 toko Ramayana yang ada, Setyadi mengungkapkan bahwa perseroan belum memiliki satu toko pun di Kalimantan Timur. Perseroan masih fokus untuk membenahi toko-toko yang saat ini telah beroperasi. “Karena Jakarta masih tetap akan menjadi pusat bisnis,” katanya kepada Bisnis, Senin 2 September 2019.
Ekspansi di Kalimantan Timur sebetulnya sudah dilakukan Ace sejak beberapa tahun yang lalu. Hingga saat ini, kata Helen, perseroan telah memiliki 2 gerai di Balikpapan dan 3 gerai di Samarinda.
Senada, PT Mitra Adiperkasa Tbk. menyebutkan bahwa perseroan masih mengkaji potensi pasar baru setelah pemerintah resmi mengumumkan ibu kota pindah. Kendati demikian, Fetty Kwartati, Head of Corporate Communication Mitra Adiperkasa mengakui bahwa pemindahan ibu kota negara tersebut telah membuka peluang baru yang bisa menjadi pilihan dari pelaku bisnis. “Rencana ekspansi akan disesuaikan dengan potensi market yang ada,” ujarnya.