TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menjelaskan bahwa kantor BPS Papua belum bisa menggelar paparan inflasi Agustus 2019 maupun melakukan telekonferensi di tingkat nasional bersama kantor BPS Pusat hari ini. Sebab, aktivitas di Papua yang masih belum kembali normal akibat kerusuhan yang telah berlangsung selama beberapa hari di Jayapura.
"Saya memang bilang ke teman-teman untuk tetap waspada untuk tinggal di rumah," ujar Suhariyanto di kantornya, Senin, 2 September 2019.
Suhariyanto mengungkapkan, kondisi kantor BPS Papua masih cenderung aman dan terkendali. Hanya ada beberapa kaca mobil yang pecah akibat kerusuhan di Jayapura. Menurutnya, hal ini bertolak belakang dengan keadaan kantor Komisi Pemilihan Umum perwakilan Papua yang berada tepat di sebelah di Kantor BPS Papua.
"Kantor BPS Papua aman, tapi KPU habis. Kerusakan ada beberapa kaca jendela pecah dan beberapa kaca mobil pecah," ungkap Suhariyanto
Namun, kendati BPS Papua tidak dapat mengikuti telekonferensi nasional, Suhariyanto menuturkan bahwa semua data statistik telah dilaporkan kepada BPS pusat. Menurutnya, angka inflasi di Papua diukur melalui dua kota yakni, Jayapura dan Maumere.
Di Jayapura, tingkat harga pada Agustus 2019 mengalami deflasi sebesar 0,14 persen. Pemicunya adalah penurunan harga bahan makanan dan tarif angkutan udara. "Di Merauke, juga terjadi deflasi penyebabnya adalah penurunan harga bahan makanan dan juga makanan jadi," Suhariyanto menambahkan.
Melihat kondisi Jayapura dan Papua secara luas ini, Suhariyanto berharap masyarakat menjaga sikap toleransi dan menghargai keberagaman. Dengan demikian, kejadian serupa tidak terjadi lagi. "Kita harapkan mengahargai tolensi dan menghargai keberagaman," tuturnya.
EKO WAHYUDI