TEMPO.CO, Lamongan- Pemerintah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur secara resmi meluncurkan La Pay, yaitu alat pembayaran non tunai yang dikelola pemerintah setempat. Peluncuran digelar saat Minggu Ceria di Alun-alun Kota Lamongan, Minggu 1 September 2019.
Belasan gerai milik Organisasi Pemerangkat Daerah atau OPD melayani masyarakat yang menggunakan cara pembayaran dari LA Pay. Di antaranya Bank Jatim, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Persela Storage pun juga Nasi Boran—nasi khas Lamongan. Program LA Pay ini, kerja sama Pemerintah Kabupaten Lamongan dengan PT Veritra Sentosa Internasional.
Bupati Lamongan Fadeli mengatakan, saat ini masyarakat Lamongan telah dimanjakan dengan teknologi financial. Yaitu melakukan transaksi pembayaran melalui digital. Kemana-mana tidak perlu membawa banyak uang. “Cukup membawa handphone yang berisikan aplikasi LA Pay, dapat digunakan untuk transaksi apapun,” ungkap Fadeli.
Tak hanya transaksi jual beli, Fadeli menjelaskan pembayaran Baznas bahkan infaq pun bisa dilakukan dari rumah. Saat ini sudah beberapa masjid tergabung dengan LA Pay. Di antaranya Masjid Agung Lamongan dan Al-Azhar. Masyarakat Lamongan juga bisa berinfaq melalui scan barcode di kotak amal.
Fadeli mengungkapkan, aplikasi LA Pay ini tidak hanya bisa dilakukan di Lamongan saja, tetapi di seluruh Indonesia. Karena LA Pay adalah bagian dari PayTren yang sudah diakui secara nasional.
Direktur Keuangan PayTren Deddi Nordiawan mengungkapkan, PayTren hadir sebagai karya 100 persen anak bangsa. Kini hadir di Lamongan bersama melahirkan LA Pay. “Jadi Kabupaten Lamongan adalah yang pertama memiliki alat pembayaran digital sendiri di Indonesia,” ungkap Deddi Nordiawan.
Deddi Nordiawan menjelaskan berbagai keistimewaan dari LA Pay. Di antaranya bisa memberikan fasilitas teknologi yang bisa digunakan oleh masyarakat Lamongan. Yaitu bertansaksi baik di Lamongan maupun di luar. Keistimewaan lainnya, yakni LA Pay memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah atau PAD Lamongan.