TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo mengatakan total inflow atau dana asing yang masuk ke Indonesia mencapai angka Rp 180,7 triliun sampai minggu keempat Agustus 2019. Angka ini meningkat dibandingkan dengan angka pada minggu ketiga bulan Agustus 2019.
"Ada peningkatan dari angka yang kemarin saya smapaikan didepan DPR yang merupakan angka minggu sebelumnya," kata Perry kepada awak media usai mengikuti salat Jumat di masjid Kompleks Bank Indonesia, Jumat 30 Agustus 2019.
Perry menjelaskan, total inflow yang masuk tersebut terbagi dalam dua pos, yakni saham dan kuga surat berharga negara atau SBN. Rinciannya, untuk SBN total inflow yang masuk mencapai angka Rp 60,7 triliun ke saham. Sedangkan untuk SBN total angkanya Rp 118,9 triliun.
Selain itu, Perry juga mengatakan bahwa inflasi sampai pekan keempat bulan Agustus mencapai 0,15 persen secara month to month. Sedangkan secara tahunan inflasi diperkirakan mencapai 3,47 persen year on year (yoy).
Sedangkan sumbangan inflasi paling besar diberikan oleh komoditas cabai merah 11 persen, emas perhiasan 0,08 persen dan cabai rawit 0,05 persen. Sedangkan, kata Perry, komoditas lainnya tidak terlalu besar menyumbangkan.
Perry melanjutkan, untuk deflasi masih terjaga. Penyumbang deflasi disumbangkan oleh tarif angkutan udara 0,09 persen, bawang merah deflasi 0,07 persen. Kemudian juga, ada daging dalam ras deflasi 0,02 persen dan beberapa komoditas sayuran.
"Memang beberapa minggu sebelumnya yaitu cabai dan emas penyumbang inflasi. Tapi kalo dilihat khusus cabai sudah mulai alami penurunan meskipun masih relatif tinggi kenaikannya," kata Perry.
Gubernur BI Perry juga menjelaskan, penyumbang inflasi seperti cabai merah dan cabai rawit terjadi karena adanya faktor cuaca. Sehingga kondisi tersebut membuat produksi menjadi terkendala. Namun, BI melihat efek akibat cuaca tersebut akan berlangsung temporer.