Di Sumatera Utara, jumlah uang yang keluar terus bertambah. Pada 2016 sebesar Rp 15,4 triliun, di 2019 sampai Juli kemarin sudah mencapai Rp 12,7 triliun. Setiap tahun pertambahannya sekitar 15 sampai 20 persen. Ini jumlah yang sangat besar yang keluar dari kantor perwakilan. Bertambahnya uang di masyarakat disebabkan adanya permintaan dari perbankan, penukaran, penarikan dari kas titipan, dan kas keliling.
Meski kegiatan nontunai dan pembayaran dengan menggunakan non cash terus dikembangkan, uang kartel yang bentuknya kertas dan logam jumlahnya juga terus naik. Soal peredaran uang inilah yang masih menjadi masalah dan kesulitan bagi Bank Indonesia walau terus melakukan inovasi.
"Komandan sudah punya kartu kredit, debet dan ATM, tapi tetap masih punya uang rupiah, kan...?!" tanya Wiwiek yang dijawab anggukan oleh Laksamana Pertama Abdul Rasyid.
Kas keliling 3T akan mengunjungi enam pulau di tiga provinsi, yaitu Pulau Weh, Nasi, Berhala, Rupat, Tebingtinggi, dan Bengkalis. Tim yang turun berasal dari kantor perwakilan BI Sumut, Aceh dan Riau, dan disupervisi oleh Departemen Pengedaran Uang BI pusat. Uang yang akan didistribusikan untuk enam pulau tersebut sebesar Rp3,4 miliar yang terdiri dari semua denominasi.
Kapal akan berlayar selama tujuh hari dipimpin Mayor Pungki. Dalam perjalanannya tim akan mampir ke beberapa panti asuhan dan sekolah-sekolah untuk memberikan alat musik dan perlengkapan olahraga sebagai bagian dari Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Wiwiek mengajak Komandan Lantamal 1 Belawan Laksamana Pertama Abdul Rasyid untuk melakukan bakti sosial dan sosialisasi ke masyarakat 3T.
"Sinergi terus kita galang antara angkatan laut dan Bank Indonesia untuk terus menjaga rupiah sebagai simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kalau perlu tidak sekali, boleh dua tiga kali, kami siap melakukannya. Mungkin di luar enam pulau ini, terutama yang banyak penduduknya," kata Wiwiek.
Tak lupa Wiwiek menghimbau agar menjaga uang rupiah dengan tidak mencorat-coretnya, menstreples, membasahi, melipat, dan meremas. Pihaknya menyebut hal ini dengan '5 Jangan'. Kemudian memastikan keaslian uang rupiah dengan 3D yaitu dilihat, diraba dan diterawang.
"Ini adalah tugas bersama dan wujud kehadiran dan peduli pemerintah di kawasan 3T," ucap Rasyid singkat saat dimintai komentarnya.
MEI LEANDHA