TEMPO.CO, Medan - Calon Wakil Presiden terpilih KH Ma'ruf Amin mengajak semua pihak tidak mempertentangkan ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Menurut dia, antara Islam dan nasionalisme tidak saling menegasikan dan tidak saling berbenturan, melainkan bersinergi. Termasuk dalam ekonomi.
Ma'ruf mencontohkan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang langsung dipimpin Presiden RI. "Ketuanya adalah Presiden RI, Pak Joko Widodo. Inilah salah satu komitmen yang tinggi pemerintah dalam mendorong sistem syariah dan tidak bertentangan dengan sistem ekonomi Indonesia," kata Ma'ruf di Medan, Sumatera Utara, Kamis 29 Agustus 2019.
Ma'ruf menambahkan, di bawah pemerintahan Jokowi, dia berkomitmen mendorong penerapan sistem syariah di bidang ekonomi, perbankan, dan keuangan.
Saat ini, tutur Ma'ruf, Indonesia telah menerapkan dua sistem dalam perekonomian yaitu ekonomi konvensional dan Islam. "Begitu juga dalam perbankan, keuangan, dan asuransi," tutur Ma'ruf.
Meski nantinya sistem syariah di bidang ekonomi, perbankan dan keuangan akan banyak diterapkan, Ma'ruf mengatakan sistem pemerintahan Indonesia tetap berlandaskan Pancasila sesuai kesepakatan nasional ketika merdeka. "Kita harus menjaga konsensus nasional atau kesepakatan nasional karena Indonesia adalah negara kesepakatan, tidak bisa diubah," ujar Ma'ruf Amin.
Ma'ruf Amin berada di Medan, Sumatera Utara, menghadiri sejumlah agenda di antaranya menghadiri wisuda mahasiswa Universitas Muslim Nusantara Alwashliyah Sumatera Utara sekaligus pengukuhannya sebagai warga kehormatan universitas milik Alwashliyah tersebut. Selain itu dia diagendakan bertemu warga Nahdatul Ulama atau NU.
SAHAT SIMATUPANG