TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia kembali menggelar Konferensi Internasional Bulletin of Monetary Economics and Banking atau BMEB ke-13 di Bali, selama tiga hari, dari 28 hingga 30 Agustus 2019. Tema yang diusung dalam ajang kali ini yaitu “Menjaga Stabilitas dan Memperkuat Momentum Pertumbuhan di Tengah Tingginya Ketidakpastian dalam Era Digital.”
“Kemajuan teknologi yang sangat pesat, terutama digitalisasi, telah membawa perubahan yang besar dalam cara manusia memproduksi dan mendistribusikan aktivitas usaha,” kata Kepala Institut Bank Indonesia dalam keterangan di Bali, Rabu, 28 Agustus 2019.
Sehingga, bank sentral di banyak negara pun mengambil langkah untuk lebih memahami implikasi dari perubahan-perubahan tersebut pada kebijakan ekonomi. Mulai dari implikasi pada kebijakan moneter, ekonomi makro, sistem keuangan, dan sistem pembayaran. “Indonesia berada di pusaran perubahan tersebut,” kata dia.
Oleh sebab itu, BI berharap konferensi internasional ini bisa menjadi ajang bagi peneliti Indonesia dan internasional untuk bertemu dan belajar satu sama lain. Sehingga, ekosistem penelitian di Indonesia terkait kebijakan ekonomi di tengah perubahan teknologi, menjadi lebih kuat. Sejumlah mitra pun mendukung acara ini, termasuk Asian Development Bank atau ADB.
Gubernur BI Perry Warjiyo dijadwalkan memberi sambutan langsung dalam acara ini. Kemudian, dilanjutkan dengan diskusi panel yang akan dihadiri oleh Iftekhar, profesor dari Fordham University, Amerika Serikat; Jonathan Batten, profesor dari University Utara, Malaysia; dan Iwan Jaya Azis, profesor dari Cornell University, Amerika Serikat.
Selain itu, acara ini juga diadakan seiring dengan meningkatnya kualitas dari BMEB, buletin terbitan BI tersebut. BMEB menerima artikel ilmiah di bidang ekonomi moneter, ekonomi makro, keuangan dan perbankan, pengaturan makroprudensial, stabilitas sistem keuangan, sistem pembayaran, ekonomi internasional dan ekonomi pembangunan.
Selain itu, tim penyeleksi yang bermitra dengan BMEB pun berasal dari 17 negara dan mayoritas memiliki Scopus h-index yang tinggi sehingga sangat kompeten di bidangnya. Seleksi artikel dilakukan melalui proses double blind manuscript review process yang membuat penulis maupun penilai saling tidak mengetahui.
Kemudian sejak Juli 2019, BMEB telah menjadi jurnal yang terindeks Scopus sehingga diharapkan dapat memberi kontribusi pada penguatan ekosistem riset ekonomi termasuk ekonomi moneter di tanah air. Hingga Mei 2019, jumlah pengunjung situs BMEB mencapai 7.557 pengunjung per bulan, dengan 87 persen pengunjung dari Indonesia.