TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, mengatakam pemerintah terus berupaya mempercepat pertumbuhan industri sepeda motor listrik dalam negeri. Ia menargetkan produksi motor ramah lingkungan, sebanyak 20 persen tahun 2025.
Saat ini, Airlangga menyebut, angka produksi motor berada di kisaran tujuh juta unit. Namun, enam tahun lagi jumlahnya akan bertambah menjadi 10 juta unit.
"Peningkatan produksi tersebut tidak hanya untuk memenuhi pasar dalam negeri melainkan untuk memenuhi target ekspor 1 juta kendaraan," kata Airlangga di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu, 28 Agustus 2019.
Airlangga mengungkapkan upaya ini selaras dengan tren dunia, yang terus bergerak ke penggunaan kendaraan hemat energi dan ramah lingkungan dalam upaya menjaga energi sekuriti khususnya di sektor transportasi darat, dan mengurangi impor bahan bakar minyak. "Kebijakan pengembangan kendaraan ramah lingkungan tidak terlepas dari komitmen Pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi karbondioksida sebesar 29 persen secara mandiri dan 41 persen emisi karbondioksida dengan dukungan internasional pada tahun 2030," ujarnya.
Usaha akselerasi pertumbuhan industri kendaraan listrik, Menurut Airlangga didukung melalui penerbitan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Dalam Perpres akan menetapkan insentif fiskal, seperti insentif tarif impor untuk kendaraan listrik berbasis baterai, infrastruktur pendukung dan insentif pajak untuk investasi industri komponen melalui tax holiday dan tax allowance.
Kemudian Airlangga mengatakan, hal penting dalam percepatan industri kendaraan listrik adalah penyiapan industri pendukungnya. Dengan demikian, mampu meningkatkan nilai tambah industri dalam negeri, terutama penyiapan industri Power Control Unit (PCU), motor listrik dan baterai.
Adapun saat ini perkembangan investasi untuk mampu memproduksi baterai motor listrik hanya tinggal satu lagi tahap yang dibutuhkan, yaitu investasi industri batterai sel, sedangkan tahapan lainnya seperti mine concentrate serta refinery and electrochemical production telah ada investasi di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Sulawesi Tengah.
EKO WAHYUDI